Pages

Welcome Myspace Comments




Kamis

Perkembangan Bank Syariah di Indonesia


Perkembangan perbankan syariah di Indonesia telah menjadi tolak ukur keberhasilan eksistensi ekonomi syariah. Bank muamalat sebagai bank syariah pertama dan menjadi pioneer bagi bank syariah lainnya telah lebih dahulu menerapkan system ini ditengah menjamurnya bank-bank konvensional. Krisis moneter yang terjadi pada tahun 1998 telah menenggelamkan bank-bank konvensional dan banyak yang dilikuidasi karena kegagalan system bunganya. Sementara perbankan yang menerapkan system syariah dapat tetap eksis dan mampu bertahan.

Tidak hanya itu, di tengah-tengah krisis keuangan global yang melanda dunia pada penghujung akhir tahun 2008, lembaga keuangan syariah kembali membuktikan daya tahannya dari terpaan krisis. Lembaga-lembaga keuangan syariah tetap stabil dan memberikan keuntungan, kenyamanan serta keamanan bagi para pemegang sahamnya, pemegang surat berharga, peminjam dan para penyimpan dana di bank-bank syariah.

Hal ini dapat dibuktikan dari keberhasilan bank Muamalat melewati krisis yang terjadi pada tahun 1998 dengan menunjukkan kinerja yang semakin meningkat dan tidak menerima sepeser pun bantuan dari pemerintah dan pada krisis keuangan tahun 2008, bank Muamalat bahkan mampu memperoleh laba Rp. 300 miliar lebih.

Perbankan syariah sebenarnya dapat menggunakan momentum ini untuk menunjukkan bahwa perbankan syariah benar-benar tahan dan kebal krisis dan mampu tumbuh dengan signifikan. Oleh karena itu perlu langkah-langkah strategis untuk merealisasikannya.

Langkah strategis pengembangan perbankan syariah yang telah di upayakan adalah pemberian izin kepada bank umum konvensional untuk membuka kantor cabang Unit Usaha Syariah (UUS) atau konversi sebuah bank konvensional menjadi bank syariah. Langkah strategis ini merupakan respon dan inisiatif dari perubahan Undang – Undang perbankan no. 10 tahun 1998. Undang-undang pengganti UU no.7 tahun 1992 tersebut mengatur dengan jelas landasan hukum dan jenis-jenis usaha yang dapat dioperasikan dan diimplementasikan oleh bank syariah.

Tabel 1.1 Perkembangan Bank Syariah Indonesia
Indikasi1998
KP/UUS
2003
KP/UUS
2004
KP/UUS
2005
KP/UUS
2006
KP/UUS
2007
KP/UUS
2008
KP/UUS
2009
KP/UUS
BUS12333356
UUS-8151920252725
BPRS76848892105114131139
Sumber : BI, Statistik Perbankan Syariah, 2009.
Keterangan :
BUS=Bank Umum Syariah
UUS=Unit Usaha Syariah
BPRS=Bank Perkreditan Rakyat Syariah
KP/UUS=Kantor Pusat/Unit Usaha Syariah

Tabel 1.1 menunjukkan perkembangan perbankan syariah berdasarkan laporan tahunan BI 2009 (Desember 2009). secara kuantitas, pencapaian perbankan syariah sungguh membanggakan dan terus mengalami peningkatan dalam jumlah bank. Jika pada tahun 1998 hanya ada satu Bank Umum Syariah dan 76 Bank Perkreditan Rakyat Syariah, maka pada Desember 2009 (berdasarkan data Statistik Perbankan Syariah yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia) jumlah bank syariah telah mencapai 31 unit yang terdiri atas 6 Bank Umum Syariah dan 25 Unit Usaha Syariah. Selain itu, jumlah Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) telah mencapai 139 unit pada periode yang sama.

Tabel 1.2 Indikator Utama Perbankan Syariah (dalam milyar rupiah)
Indikasi2003200420052006200720082009
Aset7.94515.21020.88028.72236,53749.55566.090
DPK5.72511.71815.58420.67228.01136.85252.271
Pembiayaan5.56111.32415.27020.44527.94438.19846.886
FDR97,14%96,64%97,76%98,90%99.76%103.65%89.70%
NPF2,34%2,38%2,82%4,75%4,07%3.95%4.01%
Sumber : BI, Statistik Perbankan Syariah, 2009.
Tabel 1.2 menunjukkan perkembangan terakhir indikasi-indikasi perbankan syariah. Perkembangan asset perbankan syariah meningkat sangat signifikan dari akhir tahun 2008 sampai dengan akhir tahun 2009 sebesar lebih dari 33.37 persen. Penghimpunan dana dan pembiayaan mencapai peningkatan sebesar 41.84 dan 22.74 persen.

Jika dilihat dari rasio pembiayaan yang disalurkan dengan besarnya dana pihak ketiga (DPK) yang dinyatakan dengan nilai Financing to Deposit Ratio (FDR), maka bank syariah memiliki rata-rata FDR sebesar 97.65 persen. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya dan tahun sesudahnya, pada tahun 2008 Financing to Defosit Ratio perbankan syariah lebih dari 100 %. Tingginya tingkat FDR tersebut karena pembiayaan yang disalurkan selama bulan maret – November 2008 lebih besar dari Dana Pihak ketiga.

Yang perlu di catat disini adalah, meskipun pembiayaan yang disalurkan lebih besar dari DPK, tetapi tingkat kegalalan bayar atau yang dinyatakan dalam Non Performing Financing (NPF) ternyata lebih sedikit dari periode tahun 2006-2007, yakni hanya sebesar 3.95%, masih dibawah batas ketentuan minimal sebesar 5 persen. Artinya bank syariah betul betul menjalankan fungsinya sebagai lembaga intermediasi keuangan dengan tidak mengabaikan prinsip kehati-hatian. Selain itu juga, secara keseluruhan perbankan syariah relatif lebih sehat.

Tabel 1.3. Perbandingan Pangsa Perbankan Syariah Terhadap Total Bank
Islamic Bank(Des 08)Total BankIslamic Bank(Des 09)Total Bank
NominalShareNominalShare
Total Asset49,562.14%2,310.6066,092.61%2,534.10
Deposit Fund36,852.10%1,753.3052,272.65%1,973.00
Credit Financial Extended38,20--46,88--
FDR/LDR103.66%--89.70%--
Sumber : BI, Statistik Perbankan Syariah, 2009

Pada tabel 1.3 terlihat bahwa pangsa perbankan syariah meningkat jika dibandingkan dengan tahun 2008 pada bulan yang sama, yaitu asset menjadi 2.61% meningkat sebesar 0.47% , Deposit Fund atau DPK juga mengalami pertumbuhan menjadi 2,02%, meningkat 0,24%. hal ini menunjukkan kinerja dan potensi perbankan syariah mengalami perkembangan yang baik.

Gb. 1.4. Komposisi Pembiayaan Bank Syariah

Pada table 1.4 terlihat bahwa persentase pembiayaan murabahah dengan prinsip jual-beli yang dilakukan oleh perbankan syariah mendominasi jauh di atas dari pembiayaan mudharabah dan musyarokah. Pada tahun 2003 terjadi perberdaan terbesar dimana persentase pembiayaan mudharabah dan musyarokah hanya sebesar 14,36 dan 5,53 persen sedangkan pembiayaan murabahah sebesar 70,81 persen. Namun sayangnya, meskipun pembiayaan dengan prinsip jual – beli selalu mengalami penurun setiap tahunnya namun jumlah persentasenya tidak pernah kurang dari lima-puluh persen.

Semestinya, pembiayaan dengan akad mudharabah dan akad musyarakah harus lebih banyak. Karena pada akad inilah karakteristik dasar perbankan syariah terbentuk. Kedua akad tersebut merupakan akad dengan sistem bagi hasil. Perbankan syariah dengan sistem bagi hasil inilah yang menjadi pembeda dengan bank konvensional.


Source : http://www.bi.go.id

Pasar Faktor Produksi

A. KONSEP PASAR FAKTOR PRODUKSI

1. PERBEDAAN PASAR FAKTOR PRODUKSI DAN PASAR BARANG KONSUMSI

Faktor produksi adalah segala sesuatu yang di butuhkan oleh produsen sebagai input untuk memproduksi barang siap pakai. Memudahkan analisis,terlebih dahulu kita akan menyederhanakan perekonomian kita menjadi dua komponen yaitu :
• Rumah tangga produksi adalah pihak yang mewakili semua unit yang melakukan proses produksi barang dan jasa
• Rumah tangga konsumsi adalah pihak yang akan mewakili semua unit yang melakukan proses konsumsi barang dan jasa.
Pasar faktor produksi adalah tempat bertemunya permintaan dan penawaran terhadap faktor produksi. Pasar barang konsumen adalah tempat bertemunya permintaan dan penawaran terhadap barang konsumen.

2} PENAWARAN FAKTOR PRODUKSI
Penawaran faktor produksi adalah jumlsah faktor produksi yang tersedia di pasar pada waktu tertentu.
Contoh : terdapat barang-barang modal berteknologi tinggi dan berteknologi rendah serta tenaga kerjanya terdidik dan tenaga kerja tidak terdidik.tujuan agar saya lebih mudah untuk memahami pembahasan selanjutnya adalah :
Faktor produksi yang paling dekat dengan kehidupan saya adalah tenaga kerja. Sepanjang tahun saya melihar orang-orang menawarkan tenaganya ke perusahan-perusahan di kota bahkan di luar negeri.mereka berharap dapat bekerja di perusahan-perusahaan tersebut agar memperoleh upah untuk membiayai kebutuhan hidupnya.

3} PERMINTAAN TERHADAP FAKTOR PRODUKSI
Mengamati keadaan di pasar. Tujuannya yaitu :
• Menentukan pilihan barang apa ag akan di produksi yang sesuai dengan keinginan konsumen
• Menentukan beberapa jumlah barang yang akan di produksi agar dapat menghailkan keuntungan yang maksimum.
Selanjutnya bperusahaan menentukan kombinasi faktor produksi yang akan digunakan untuk memproduksi barang tersebut dengan sebaik-baiknya agar menghasilkan biaya yang minimum. Penentuan kombinasi faktor produksi tersebut berarti menentukan berapa jumlah modal, tenaga kerja, dan faktor produksi lainnyadengan pertimbangan sebagai berikut yaitu :
• Berapa harga faktor produksi di tentukan
• Kondisi yang harus dipenuhi agar faktor produksi yang digunakan dapat menghasilkan keuntungan maksimum dalam kegiatan produksi.

4} PERANAN ANALISIS PERMINTAAN TERHADAP FAKTOR PRODUKSI
Bagi perusahaan,ada dua alasan untuk menganalisis permintaan terhadap faktor produksi. Pertama, hasil analisis dapat di gunakan sebagai dasar untuk mengalokasikan penggunaan faktor produksi secara efisien. Kedua, hasil analisis akan menjelaskan bagaimana pendapatan berbagai faktor produksi di tentukan.
*pengalokasian faktor produksi
*penentuan pendapatan berbagai faktor produksi

B. FAKTOR PRODUKSI ALAM

Faktor produksi alam adalah semua kekayaan yang terdapt di alam ,yang dapat di manfaatkan dalam proses produksi. Ada tiga karakteristik tanah yang tidak dimiliki oleh faktor produksi atau sumber daya yaitu :
• Jumlah tanah yang tersedia tetap
• Tidak ada biaya untuk memproduksi tanah
• Secara geografis
* sewa tanah dan pembentukan harga
* teori sewa tanah
* teori perbedaan kesuburan
* teori sewa sesuai hukum permintaan dan penawaran

C. FAKTOR PRODUKSI TENAGA KERJA

tenaga kerja didentifikasikan sebagai sekumpulan orang yg mempunyai keinginan dan kemampuan untuk mengerjakan suatu pekerjaan, pada tingkat gaji atau atau upah tertentu dalam rentang waktu tertentu.berikut ini akan menguraikan beberapa hal yang berkaitan dengan pembentukan harga pada faktor produksi tenaga kerja dan beberapa teori dalam pemberian upah.

1} PEMBENTUKAN UPAH PADA PASAR PERSAINGAN SEMPURNA DAN PASAR MONOPOLI.

penentuan tingkat upah pada pasar tenaga kerja di pasar persaingan sempurna di tentukan oleh kekuatan tarik menarik antara permintaan dan penawaran akan tenaga kerja.

2} TEORI PEMBERIAN UPAH
Latar belakang keahlian,keterampilan,atau pendidikan yang berbeda,akan menghasilkan upah yang berbeda pula. topik berikut akan mengemukakan beberapa teori yang membahas dasar-dasar pemberian upah.

* teori upah alam
upah alam adalah upah yang hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja dan keluarganya seharihari. upah pasar , yaitu upah yang terjadi karena kekuatan tarikmenarikantara permintaan dan penawaran tenaga kerja di pasar.
* teori upah besi
* teori upah menurut kasusilaan
* teori diskriminasi upah


3} SISTEM PENGHITUNGAN UPAH
Sistem-sistem penghitungan upah dengan segala kebaikan dan keburukannya.

* Upah menurut waktu
* upah satuan : upah yang di dasarkan pada jumlah satuan unit produksi yang dapat diselesaikan
* upah borongan : upah yang di bayarkan berdasarkan satu unit pekerjaan secara keseluruhan
* upah indeksi : upah yang di bayar berdasarkan indeksi biaya hidup
* upah skala : upah yang di bayar berdasarkan skala penjualan.
* upah dengan premi : upah yang terdiri dari upah pokok ditambah premi ( upah extra )
* upah partisipasi : upah reguler ( pokok ) ditambah hasil dari keuntungan perusahaan yang di bagikan.

4} SYARAT-SYARAT PENGUPAHAN YANG BAIK
*Pekerjaan harus mengetahui dengan baik bagaimana proses penentuan upahnya
*Upah harus dibayar tepat pada waktunya
*Jumlah upah harus mencukupi kebutuhan minimum buruh beserta keluarganya

D. FAKTOR PRODUKSI MODAL
Modal adalah segala sumber daya hasil produksi yang tahan lama, yang dapat di gunakan sebagai input produktif dalam proses produksi berikutnya.
1} TINGGI RENDAHNYA BUNGA MODAL
ada beberapa faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya bunga modal yang diterima oleh pemilik modal, yaitu sebagai berikut :
* faktor permintaan dan penawaran modal
* faktor resiko hilangnya modal
* faktor keadaan perekonomian
* faktor kemakmuran
* faktor peranan pemerintah
2} TEORI MENGAPA BUNGA MODAL PERLU DI BAYAR
Saya akan menjelaskan beberapa teori yang mengemukakan alasan-alasan mengapa modal harus di bayar :
* teori agio dari von bohm bawerk
1) alasan psikologis
2) alasan ekonomis
3) alasan teknis
* TEORI ADSTINENCE DARI NASSAU WILIAM SENIOR
menurut nassau wiliam senior, orang yang memiliki modal berarti memiliki kesempatan atau kenikmatan.

* TEORI PRODUKTIVITAS DARI JEAN BAPTISTE SAY
menurut jean baptiste say,modal yang di gunakan untuk tujuan produksi dapat meningkatkan produktivitas.
*TEORI LIQUIDITY PREFERENCE DARI J.M. KEYNES
menurut j.m. keynes, uang yang kita miliki saat ini merupakan uang tunai atau likuid.alasan - alasan yang mendasari seseorang untuk memiliki uang tunai atau likuid menurut j.m keynes adalah sebagai berikut :
* motif transaksi
* motif berjga-jaga
* motif spekulatif

E. FAKTOR PRODUKSI KEWIRAUSAHAAN
Pengusaha atau wirausahaan adalah seseorang yang memiliki jiwa kewirausahaan yang mampu mengelola dan mengambil keputusan atas berbagai faktor produksi,agar usaha tersebut bisa berjalan secara efisien dan efektif, guna mencapai tujuan perusahaan/ badan usaha yang telah di tetapkan.

1} KEMAMPUAN DALAM SIFAT DASAR SESEORANG WIRAUSAHAWAN

* mempunyai pengetahuan yang luas tentang dunia bisnis
* mempunyai pengalaman dan kemampuan praktis dalam memimpin organisasi
* inovatif dalam hal melihat perkembangan sehingga mampu menghasilkan ide-ide baru guna membuat terobosan di dalam kondisi perekonomian yang bagaimanapun juga.
* berfikir rasional
* mampu bekerja keras, mempunyai insiatif,terbuka,dan menghargai orang lain.

2} TEORI LABA PENGUSAHA

* teori jean baptiste say
* teori schumpeter
* teori karl marx
* teori hawley

Faktor- Faktor Produksi


I. PENTINGNYA ANALISA PENENTUAN HARGA FAKTOR
v Menganalisis Pengalokasian Faktor – Faktor Produksi
Memaksimumkan produksi dapat diciptakan oleh sumber daya yang tersedia. Di dalam setiap perusahaan usaha untuk menciptakan pengalokasian factor – factor produksi yang optimal harus dijalankan. Tindakan itu akan membantu tujuan keseluruhan perekonomian untuk mengalokasikan sumber – sumber daya dalam perekonomian secara efisien. Keuntungan & ketahanan (survival ) perusahaan tergantung pada kemampuan perusahaan untuk menggunakan factor – factor produksi yang dapat diperolehnya secara efisien.
v Pendapatan Faktor Produksi & Distribusi Pendapatan
Setiap factor produksi dalam perekonomian adalah milik seseorang. Pemiliknya menjual factor produksi tersebut kepada para pengusaha, & sebagai balas jasa, mereka akan memperoleh pendapatan. Tenaga kerja mendapat gaji & upah. Tanah memperoleh sewa. Modal memperoleh bunga & keahlian keusahawanan memperoleh keuntungan. Pendapatan yang diterima masing – masing factor produksi tergantung harga & jumlah yang digunakan.
Harga adalah jumlah pendapatan yang diperoleh berbagai factor produksi yang digunakan untuk menghasilkan suatu barang. Hasil penjualan adalah jumlah dari seluruh pendapatan factor produksi yang digunakan. Pendapatan nasional adalah nilai seluruh barang & jasa yang diproduksi oleh perusahaan – perusahaan yang ada di dalam negera tsb, & merupakan jumlah pendapatan berbagai factor produksi yang ada dalam perekonomian.
Analisis mengenai permintaan ke atas factor produksi tidakk hanya akan menjelaskan tentang penentuan harga factor produksi tapi juga pendapatan dari masing – masing factor produksi & distribusi pendapatan ke berbagai jenis factor produksi. Teori tentang penentuan harga factor produksi = teori distribusi.
II. TEORI PRODUKTIVITAS MARGINAL
Suatu factor produksi akan menciptakan keuntungan yang paling maksimum apabila ongkos produksi tambahan yang dibayarkan kepada factor produksi itu = hasil penjualan tambahan yang diperoleh dari produksi tambahan yang diciptakan oleh factor produksi tsb.
Ø Menentukan Jumlah Faktor Produksi Yang Digunakan
Pada tingkat penggunaan factor produksi tertentu, produsen telah mencapai keuntungan maksimum. Apabila penggunaan factor produksi terus bertambah, keuntungan akan berkurang & apabila factor produksi yang digunakan dikurangi, keuntungan juga akan berkurang.
Ø Permintaan ke Atas Faktor Produksi
Dalam teori ini terlebih dahulu perlu dibuat beberapa permisalan
- Perusahaan menjual barang dalam pasar persaingan sempurna, harga barang tidak berubah walaupun jumlah yang dijual berbeda.
- Hanya 1 saja factor produksi yang jumlah penggunaannya dapat diubah – ubah. Misalnya tenaga kerja.
- Perusahaan membeli factor produksi yang dapat mengalami perubahan itu dalam pasar factor produksi yang bersifat persaingan sempurna.
Berdasarkan permisalan tsb, hubungan diantara banyaknya faktor produksi yang digunakan dengan tambahan hasil penjualan ditunjukkan dalam tabel berikut :
Jumlah
Jumlah
Produksi
Harga
Hasil
Hasil
Tenaga
Produksi
Fisik
Barang
Penjualan
Penjualan
Kerja
Fisik
Marginal
Total
Produksi
(Rp)
Marginal
(MPP)
(Rp)
(TRP)
(MPR) (Rp)
0
0
100
0
> 24
> 2400
1
24
100
2.400
> 20
> 2000
2
44
100
4.400
> 16
> 1600
3
60
100
6.000
> 12
> 1200
4
72
100
7.200
> 8
>200
5
80
100
8.000
> 4
>400
6
84
100
8.400
> 2
>200
7
86
100
8.600
Ø Tingkat Produksi & Hasil Penjualan
Pertambahan produksi dinamakan Produksi fisik Marginal atau MPP (Marginal Physical Product). Sedangkan jumlah produksi fisik adalah TPP atau total physical product. Hasil penjualan produksi total adalah total revenue product (TRP). Hasil penjualan produksi marginal yaitu marginal revenue product (MRP).
Ø Jumlah Faktor Produksi yang Digunakan
Ditinjau dari sudut penggunaan factor – factor produksi, seorang produsen akan memaksimumkan keuntungannya apabila melakukan kegiatan produksi sampai pada tingkat dimana hasil penjualan marginal = harga faktor

III. PERSAINGAN TIDAK SEMPURNA & PERMINTAAN KE ATAS FAKTOR PRODUKSI
Q Permintaan Faktor : Contoh Angka
Dalam pasar barang yang bersifat persaingan tidak sempurna harga akan menjadi semakin rendah pada tingkat produksi / penjualan barang yang semakin tinggi. Harga yang semakin rendah ini menyebabkab hasil penjualan dan hasil penjualan marginal pada setiap tingkat penggunaan tenaga kerja adalah lebih rendah dari yang terdapat dalam pasar persaingan sempurna. Angka – angka dalam tabel berikut akan membuktikan kebenaran pernyataan tsb :
Jumlah
Jumlah
Produksi
Harga
Hasil
Hasil
Tenaga
Produksi
Fisik
Barang
Penjualan
Penjualan
Kerja
Marginal
Total
Marginal
(Rp)
(MPP)
(Rp)
(TRP)
(MPR) (Rp)
0
0
100
0
> 24
> 2160
1
24
90
2.160
> 20
>1360
2
44
80
3.520
> 16
>680
3
60
70
4.200
> 12
>120
4
72
60
4.320
> 8
> – 320
5
80
50
4.000
> 4
> – 640
6
84
40
3.360
> 2
> – 780
7
86
30
2.580
Q Grafik Permintaan Faktor
Kurva hasil penjualan produksi marginal di dalam pasar persaingan tidak sempurna akan selalu terletak di sebelah kiri dari kurva hasil penjualan produksi marginal di dalam persaingan sempurna. Keadaan ini disebabkan karena pada tingkat penggunaan tenaga kerja yang lebih tinggi, harga barang menjadi lebih murah. Maka pada setiap tingkat penggunaan tenaga kerja, tambahan hasil penjualan dalam pasar persaingan tidak sempurna adalah lebih rendah dari yang diperoleh dalam pasar persaingan sempurna.
IV. SIFAT PERMINTAAN KE ATAS FAKTOR PRODUKSI
o Permintaan Terkait
Permintaan seorang pengusaha ke atas factor – factor produksi mempunyai sifat berbeda – beda. Permintaan tsb dipengaruhi oleh keinginan pengusaha untuk menghasilkan barang – barang yang akan dijual ke pasar untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Selama pertambahan penggunaan suatu factor produksi akan menambah keuntungannya, lebih banyak factor produksi tersebut akan digunakannya. Oleh karena permintaan pengusaha ke atas sesuatu factor produksi ditentukan oleh kemampuan factor produksi tsb untuk menghasilkan barang yang dapat dijual pengusaha itu dengan menguntungkan, permintaan ke atas factor – factor produksi dinamakan permintaan terkait / Derived Demand.
o Bentuk Kurva Permintaan Ke Atas Faktor
Kurva permintaan ke atas factor produksi menurun dari kiri atas menuju kanan bawah. Kurva seperti itu menggambarkan bahwa makintinggi harga faktor produksi, makin sedikit permintaan ke atas faktor produksi tsb.Kurva permintaan ke atas sesuatu faktor pada umumnya menurun ke bawah karena
- Perubahan harga akan merubah pendapatan riel pembeli & perubahan pendapatan riel ini selanjutnya mempengaruhi permintaannya.
- Perubahan harga merubah kepuasan relatif dari mengonsumsikan barang itu jika dibandingkan dengan barang lain.
Permintaan ke atas sesuatu faktor produksi digambarkan oleh kurva yang menurun ke bawah disebabkan oleh :
- Harga faktor produksi yang lebih tinggi akan menaikkan harga barang yang dihasilkannya, maka harga barang tsb akan naik & permintaannya berkurang, yang selanjutnya menimbulkan pengurangan ke atas permintaan faktor produksi.
- Perubahan harga akan menimbulkan penggantian dari faktor produksi yang menjadi relatif mahal kepada faktor produksi yang relatif murah.
- Sebagai akibat dari pengaruh hukum hasil lebih yang semakin berkurang.
V. PERGESERAN KURVA PERMINTAAN FAKTOR PRODUKSI
Terdapat beberapa faktor yang dapat menggeser kurva permintaan produsen ke atas faktor – faktor produksi :
ü Perubahan permintaan ke atas barang yang diproduksinya.
ü Perubahan harga dari faktor produksi lain yang digunakan.
VI. ELASTISITAS PERMINTAAN FAKTOR PRODUKSI
Sesuatu perubahan harga factor produksi akan menimbulkan akibat yang berlainan ke atas perubahan jumlah berbagai factor produksi yang digunakan.
Q Elastisitas Permintaan Dari Barang yang Dihasilkan
Makin besar elastisitas permintaan ke atas barang yang dihasilkan, makin besar pula elastisitas permintaan ke atas faktor produksi.
Q Perbandingan di Antara Ongkos yang Dibayar Kepada Faktor Produksi Dengan Ongkos Total
Makin besar bagian dari ongkos produksi total yang dibayarkan kepada sesuatu faktor produksi, makin lebih elastis permintaan faktor produksi tsb.

Q Tingkat Penggantian di Antara Faktor Produksi
Makin banyak faktor – faktor produksi lainnya yang dapat menggantikan sesuatu faktor produksi tertentu, semakin elastis permintaan ke atas faktor produksi tsb.
Q Tingkat Penurunan Produksi Fisik Marginal (MPP)
Makin cepat penurunan produksi fisik marginal makin tidak elastis permintaan ke atas faktor produksi yang bersangkutan.
VII. PENENTUAN PENGGUNAAN OPTIMUM KE ATAS FAKTOR PRODUKSI
Q Gabungan Faktor Produksi yang Meminimumkan Ongkos
Penggunaan faktor – faktor produksi akan meminimumkan ongkos apabila setiap rupiah yang dibayarkan kepada faktor produksi menghasilkan produksi fisik marginal yang sama besarnya. Produksi fisik marginal dari modal & tenaga kerja untuk setiap rupiah adalah
(a) MPP per rupiah dari modal = MPPc
Pc
(b) MPP per rupiah dari tenaga kerja =  MPP l
Pl
Peminimumam ongkos dengan menggunakan 2 faktor produksi yang berbeda harganya adalah
MPP ® Produksi Fisik Marginal dari Modal
MPP ® Produksi Fisik Marginal dari Tenaga Kerja
® Harga per unit modal
® Harga per unit tenaga kerja
MPPc = MPP l
Pc          Pl
Apabila MPPc / Pc lebih besar dari MPPl/Pl perusahaan perlu menambah penggunaan modal & mengurangi penggunaan tenaga kerja untuk meminimumkan ongkos. Tapi bila MPPc/Pc lebih kecil dari  MPPl/PL ongkos akan diminimumkan apabila penggunaan modal dikurangi & penggunaan tenaga kerja ditambah.
Q Gabungan Faktor Produksi yang Memaksimumkan Keuntungan
Agar penggunaan sesuatu faktor produksi tertentu menghasilkan keuntungan yang maksimum maka harga faktor produksi harus = hasil penjualan produksi marginal (MRP). Dengan demikian, jika tenaga kerja yang digunakan maka syarat untuk memeksimumkan keuntungan adalah :
P= MRPatau MRPL/P l =1
Jika yang digunakan adalah modal maka syaratnya adalah P= MRPC atau PRPc/Pc = 1
Karena MRP l/Pl =1 dan MRPc/ pc = 1 maka dari kedua persamaan itu dapat disimpulkan bahwa untuk memaksimumkan keuntungan syarat yang harus dipenuhi adalah MPR l /Pl= MPRc/ Pc = 1

Source : disini





Komentar

My Visitors

free counters