Pages

Welcome Myspace Comments




Rabu

Bedah Jurnal Good Corporate Governance Sebagai Prinsip Implementasi Corporate Social Responsibility

BEDAH JURNAL
GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) SEBAGAI PRINSIP  IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR)
(Studi Kasus pada Community Development Center PT Telkom Malang)

1.  PENDAHULUAN
Perkembangan usaha dewasa ini telah sampai pada tahap persaingan global dengan dinamika perubahan yang demikian cepat. Dalam situasi kompetisi global  seperti ini, Good Corporate Governance (GCG) merupakan suatu keharusan dalam rangka membangun kondisi perusahaan yang tangguh dan berkelanjutan. Penerapan konsep GCG diharapkan dapat menjadi pengelolaan perusahaan yang lebih transparan bagi semua pihak yang berkepentingan. Pengaturan dan pengimplementasian good corporate governance memerlukan komitmen dari seluruh jajaran organisasi dari penetapan kebijakan dasar tata tertib yang harus dianut oleh top manajemen dan penerapan kode etik yang harus dipatuhi oleh semua pihak yang ada didalamnya.
Prinsip GCG yang dianut oleh Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) dan beberapa lembaga lain menempatkan prinsip tanggungjawab (responsibility) sebagai pilar tegaknya GCG. Salah satu implementasi prinsip responsibility diterapkan dalam bentuk tanggung jawab sosial perusahaan yang disebut dengan Corporate Social Responsibility (CSR).
Corporate social responsibility (CSR) merupakan klaim agar perusahaan tak hanya beroperasi untuk kepentingan para pemegang saham, tapi juga untuk kesejahteraan pihak pemangku kepentingan dalam praktik bisnis, yaitu para pekerja, komunitas lokal, pemerintah, LSM, konsumen, dan lingkungan. Global Compact Initiative (2002) menyebut pemahaman ini dengan 3P (profit, people, planet), yaitu tujuan bisnis tidak hanya mencari laba (profit), tetapi juga menyejahterakan orang (people), dan menjamin keberlanjutan hidup planet ini. Dalam perkembangannya, terdapat terobosan baru mengenai gagasan CSR yang terkenal dengan sebutan The Triple Botton Line. Perusahaan tidak lagi dihadapkan pada tanggungjawab yang berpijak pada singgle botton line, yaitu nilai perusahaan yang direfleksikan dalam kondisi keuangan saja. Tanggungjawab perusahaan harus berpijak pada triple botton line, yaitu tidak hanya pada aspek keuangan saja melainkan juga pada sosial dan lingkungan. Kondisi keuangan saja tidak cukup menjamin nilai perusahaan tumbuh secara berkelanjutan (Eklington 2004).
Pelaksanaan CSR telah menjadi strategi jangka panjang manajemen perusahaan dalam menciptakan nama baik perusahaan. Namun pada kenyataannya tidak semua perusahaan mampu melaksanakan CSR, karena CSR merupakan salah satu topik yang berkaitan dengan moral dan etika bisnis. Oleh karena itu, penerapan prinsip-prinsip GCG diharapkan dapat membantu mewujudkan praktek CSR, karena implementasi dari tanggungjawab sosial perusahaan tidaklah terlepas dari penerapan GCG di dalam perusahaan tersebut yang akan mendorong manajemen untuk mengelola perusahaan secara benar termasuk mengimplementasikan tanggungjawab sosialnya.
Tujuan penelitian ini adalah; (1) Untuk menjelaskan penerapan prinsip tata kelola perusahaan yang baik (GCG) dalam perusahaan dan penerapannya pada praktik CSR. (2) Untuk menjelaskan prinsip-prinsip dan dasar hukum CSR yang diterapkan dalam praktik. (3) Untuk menjelaskan program-program CSR yang dilaksanakan oleh PT. TELKOM. Kontribusi dalam penelitian ini sebagai kajian bagi perusahaan untuk mengetahui prinsip-prinsip GCG, sehingga bisa diimplementasikan ke dalam praktik- praktik terbaik CSR dalam perusahaan BUMN. Sehingga kedepannya TELKOM bisa menerapkan prinsip GCG lebih baik lagi.

2.  OBJEK PENELITIAN, JENIS PENELITIAN, METODE PENELITIAN, VARIABEL, DATA, METODE PENGUMPULAN DATA

a.    Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah divisi Community Development Center (CDC) pada PT. TELKOM Malang yang bertugas sebagai pelaksana corporate social responsibility (CSR).

b.   Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan strategi atau pendekatan studi kasus, yaitu metode yang memiliki tujuan untuk memahami gejala yang tampak dalam objek penelitian dengan cara mengumpulkan dan menganalisis data yang ada, sehingga menemukan hasil berupa kesimpulan yang dapat dijadikan saran di masa yang akan datang bagi objek penelitian terkait.

c.    Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan yaitu studi deskriptif analitis. Deskriptif analitis adalah metode analisis yang menggambarkan suatu keadaan secara objektif, sehingga memperoleh penyelesaian dari suatu masalah yang dihadapi oleh perusahaan (Eni 2009).
d.   Variabel :
è Transparansi
è Akuntabilitas
è Responsibilitas
è Fairness
è Independensi

e.    Data
Dalam penelitian ini, jenis data yang dipakai adalah data primer dan sekunder yang berupa dokumen-dokumen, keterangan-keterangan baik lisan maupun tertulis, pemikiran, hasil interpretasi, dan lain-lain.

f.     Metode Pengumpulan Data
Dalam proses pengumpulan data, peneliti menggunakan beberapa metode, yaitu; (1) Observasi Langsung, Observasi merupakan teknik atau pendekatan dalam mendapatkan data primer dengan cara mengamati langsung obyek datanya. Pendekatan ini baik untuk mengamati suatu proses , kondisi, kejadian-kejadian atau perilaku manusia (Jogiyanto, 2007). (2) Wawancara, Wawancara adalah proses komunikasi dua arah untuk mendapatkan data dari responden. Wawancara dapat berupa wawancara personal, wawancara intersep dan wawancara telepon (Jogiyanto, 2007). (3) Dokumentasi, Informasi diperoleh melalui fakta yang tersimpan di dalam perusahaan yang biasanya berbentuk arsip, peraturan direksi dan sebagainya. Hasil dokumen tersebut harus diolah oleh peneliti agar menjadi berguna dan dapat menjadi informasi penting mengenai gambaran perusahaan.


3.  HASIL
Perusahaan menerapkan GCG dan menjalankan kegiatan usahanya dengan berpedoman pada peraturan-peraturan yang telah dikeluarkan oleh Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG). KNKG merupakan komite yang dibentuk berdasarkan Keputusan Menko Bidang Perekonomian Nomor: KEP/49/M.EKON/11/2004 yang bertugas sebagai pembuat pedoman penerapan GCG di Indonesia kususnya pada sector publik. Tidak hanya terbatas sampai peraturan peraturan KKNG, PT. TELKOM juga menjalankan GCG sesuai kebijakan penerapan GCG yaitu Keputusan Direksi No.29 Tahun 2007.
Tabel 1 akan menjelaskan bagaimana perusahaan mengimplementasikan prinsip GCG pada perusahaan, dan penjelasan tersebut akan dibandingkan dengan prinsip GCG yang telah didefinisikan oleh KNKG.
Implementasi Prinsip GCG Menurut KNKG
Pedoman KNKG
Implementasi di dalam Perusahaan
Transparansi: Untuk menjaga obyektivitas dalam menjalankan bisnis, perusahaan harus menyediakan informasi yang material dan relevan dengan cara yang mudah diakses dan dipahami oleh pemangku kepentingan
· Kebijakan akuntansi perusahaan telah tersaji di dalam laporan keuangan dan secara proporsional dikomunikasikan kepada pemangku kepentingan.
· Pelaporan biaya sosial telah disajikan oleh perusahaan di dalam laporan keuangan.
Akuntabilitas: Perusahaan harus dapat mempertanggungjawabkan kinerjanya secara transparan dan wajar. Untuk itu perusahaan harus dikelola secara benar, terukur dan sesuai dengan kepentingan perusahaan dengan tetap memperhitungkan kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan lain
· Perusahaan telah menetapkan rincian tugas dan tanggung jawab masing-masing lini perusahaan dan semua karyawan secara jelas dan selaras dengan visi, misi, nilai-nilai perusahaan.
· Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, setiap organ perusahaan dan semua karyawan telah berpegang pada etika bisnis dan pedoman perilaku yang telah disepakati, seperti peraturan mengenai tata cara pelayanan terhadap pelanggan
Responsibilitas: Perusahaan harus mematuhi peraturan perundang-undangan serta melaksanakan tanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan sehingga dapat terpelihara kesinambungan usaha dalam jangka panjang.
· Perusahaan setiap tahunnya telah menetapkan biaya sosial dan program PKBL yang biayanya bersumber dari penyisihan laba Perusahaan bagian pemerintah.
· Perusahaan selalu berpedoman dengan peraturan Pemerintah dan keputusan direksi PT TELKOM dalam menjalankan setiap kegiatan operasionalnya.
Fairness: Dalam melaksanakan kegiatannya, perusahaan harus senantiasa memperhatikan kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya berdasarkan asas kewajaran dan kesetaraan.
· Perusahaan tidak pernah membeda-bedakan karyawan atau seluruh komponen yang ada di dalam perusahaan berdasarkan etnis, latar belakang, agama dan lain sebagainya untuk berkarir dan menduduki jabatan-jabatan yang ada di dalam perusahaan.
Independensi: Untuk melancarkan penerapan asas GCG, perusahaan harus dikelola secara independen sehingga masing-masing organ perusahaan tidak saling mendominasi dan tidak dapat diintervensi oleh pihak lain.
· Tidak ada satupun bagian di dalam PT TELKOM yang dapat di intervensi oleh pihak lain.
· Tidak ada keluarga jajaran direktur atau atasan PT TELKOM yang memiliki jabatan penting di PT TELKOM.

4.  PENDAPAT

Menurut saya, jurnal ini telah membahas secara lengkap sistem penilaian Good Corporate Governance (GCG) yaitu Transparansi, Akuntabilitas, Responsibilitas, Fairness, dan Independensi dan telah dilengkapi dengan implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) pada objek penelitiannya yaitu PT TELKOM. Tetapi tidak semua hal dalam implementasi yang dibahas. Jurnal ini hanya membahas kepada program CSRnya saja dan tidak dengan para pemangku kepentingan, pengendalian internal, dan lain-lain yang dibahas. Dan juga jurnal ini menggunakan jenis penelitian yang bersifat kualitatif sehingga hasil yang diperoleh menjadi subjektif.

Langkah Penting Setelah Sidang Penulisan Ilmiah

Untuk kalian yang sudah sidang berikut langkah selanjutnya:

1. Upload slide presentasi ppt yang telah diubah menjadi pdf di studentsite menu deposit library. Ke upload penulisan dan pilih Dokumen Presentasi bukan Setara Sarjana Muda

2. Setelah upload ada pilihan cetak bukti upload dokumen presentasi lalu di print.

3. Kalian ke perpustakaan dengan membawa bukti upload yang telah kalian print untuk verifikasi dan minta cap perpustakaan

4. Selesaikan revisi kalian ke dosen penguji (jika ada) sampai dikasih tanda tangan pengesahan tanda revisi kalian disetujui

5. Hardcover. Bikin 2 (maksimal) jika dosen pembimbing tidak minta hardcover berarri bikin 1 saja

6. Minta tandatangan dosen pembimbing dengan membawa surat revisi yang telah ditanda tangani dosen penguji dan bukti upload perpustakaan yang telah diverifikasi

7. Bawa surat bukti upload yang telah diverifikasi dam surat revisi yang telah ditandatangan dosen penguji ke bagian PI FE untuk mengecek "LULUS" atau "TIDAK LULUS"

8. Jika dinyatakan "LULUS" serahkan maksimal  2 (dua) hardcover kalian ke bagian PI FE untuk ditanda tangani koordinator PI FE dengan membawa surat kelulusan sebelumnya. Tunggu 1 minggu

9. Setelah hardcover ditandatangani koordinator PI FE ke Sekretariat Jurusan Akuntansi di Kampus E untuk minta tandatangan Ketua Jurusan Akuntansi. Tunggu 1 minggu

10. Setelah semua tanda tangan terkumpul dilembar pengesahan. Lembar pengesahan kalian scan dan jadikan dokumen pdf

11. Upload keseluruhan PI kaliam dari Cover hingga BAB 5. Tidak pakai lampiran. Ditambah upload lembar pengesahan yang telah di scan seperti pada poin 10. Nah pilihannya yang Setara Sarjana Muda. Jangan sampai salah

12. Ke Perpustakaan kampus D  untuk verifikasi upload keseluruhan PI kalian dengan membawa Hardcover saja. Untuk verifikasi akan diberikan blanko pembayaran ke bank DKI sebesar RP 25.000  

13. Bayar blanko ke bank DKI

14. Kembali ke perpustakaan kampus D untuk menyelesaikan verifikasi penulisan ilmiah

15. Cek penulisan kalian di studentsite menu deposit library ke upload penulisam ilmiah apakah telah terverifikasi. Atau ke library.gunadarma.ac.id/epaper cek apakah penulisan kalian sudah ada di epaper.

NB: untuk bagian PI buka selasa dan jumat, Untuk sekretarian jurusam buka senin dan rabu, Untuk perpustakaan buka senin sampai jumat


Jumat

Task 4: If I were a businessman

If I were a businessman, I would make my hometown tourism in Belitung Tanjungpandan became famous and even worldwide. how would I do to realize my dream it is to invite the clients and partners of my company to develop tourism in Belitung. And can also invite them to vacation there. many ways to attract them there in a way never bored to introduce tourism, culture, and the other is in Belitung.

After I want to develop cultural tourism belitung the current culture could hardly have rarely encountered or those who preserve the culture. For that, I as a businessman wants to build a studio or a place where culture is all put together and give a lesson in culture and practice so that more and more people who want to preserve the culture in Belitung.


Maybe it's just my dream that I want to be realistic and develop cultural tourism in Belitung and the public at large and is also known worldwide as Bali. and that culture in Belitung not consumed by time. and thank you so much J

Rabu

Audit Produksi Manufaktur

A.    Pengertian Audit Perusahaan Manufaktur
Audit perusahaan manufaktur adalah pemeriksaan yang komprehensif dari sebuah proses untuk menentukan apakah kinerja memuaskan. Sebuah audit manufaktur biasanya terbatas pada sebagian kecil dari unit yang diproduksi, tetapi proses manufaktur yang terlibat diperiksa secara teliti. Audit tidak menggantikan upaya pengendalian kualitas normal, tapi suplemen mereka.
B.     Fungsi Audit Perusahaan Manufaktur
Fungsi Audit Manufakturing dalam perusahaan adalah meningkatkan kegunaan dari masukan yang berupa tenaga dan keterampilan, bahan dan peralatan, dana serta informasi menjadi barang atau jasa yang siap dipasarkan oleh perusahaan tersebut kepada konsumen atau pemakainya.
C.    Alasan Audit Perusahaan Manufaktur
Ada banyak alasan untuk melakukan audit manufaktur:
  1. Memastikan prosedur mencerminkan praktek nyata (apa yang kita katakan adalah apa yang kita lakukan)
  2. Temukan ketidakakuratan sehingga mereka dapat dengan cepat dikoreksi
  3. Mengungkapkan konsistensi dari suatu proses (dari orang ke orang, atau hari ke hari)
  4. Menunjukkan pendekatan proaktif untuk perbaikan proses dan
  5. Mendorong berkelanjutan tindakan korektif.
D.    Audit Manufaktur Yang Baik
  1. Pengumuman di muka. Manufaktur audit tidak dimaksudkan untuk menangkap orang yang melakukan sesuatu yang salah. Sebaliknya, selama audit Anda berharap untuk menangkap orang yang melakukan hal-hal yang benar.
  2. Sebuah skema rating untuk mengklasifikasikan masalah ditemukan. Sebuah skema rating memungkinkan Anda untuk masalah peringkat untuk memprioritaskan tindakan perbaikan.
  3. Aksi ketika sebuah masalah ditemukan. Tidak ada yang lebih mengecewakan daripada menemukan masalah dan melakukan apa-apa tentang hal itu. Idealnya, karyawan yang bekerja pada proses harus membantu dalam penyelesaian masalah yang ditemukan. Ini akan meningkatkan kepekaan karyawan terhadap masalah.
  4. Terlatih auditor. Auditor harus mengenal dengan baik wilayah mereka mengamati dan dengan teknik-teknik audit.
E.     Langkah-langkah Audit Perusahaan Manufaktur
Langkah-langkah audit manufacturing adalah sebagai berikut:
  1. Merumuskan maksud & tujuan dari dilaksanakannya audit manufacturing
  2. Menentukan ruang lingkup audit yang akan dijalankan
  3. Melakukan audit pendahuluan untuk mendapatkan data & informasi yang bersifat umum tentang objek audit
  4. Menyusun progam & prosedur audt yang akan dilaksanakan
  5. Melaksanakan audit yang telah ditetapkan sesuai dengan program & prosedur audit yang mencakup pengumpulan & pemeriksaan data serta mengadakan wawancara
  6. Mengolah & menganalisis hasil temuan
  7. Membuat laporan ikhtisar temuan yang penting & saran perbaikan
F.     Struktur Pengendalian Intern
1. Lingkungan Pengendalian
Pejabat yang bertangungjawab terhadap sistem produksi adalah wakil direktur produksi. Pejabat ini bertanggungjawab dari perencanaan dan pengendalian produksi. Metode pengendalian manajemen yang diterapkan antara lain adalah sebagai berikut:

a)      Penganggaran
b)      Penandingan antara rencana produksi beserta hasilnya serta menyampaikan hasilnya kepada setiap manajer yang bersangkutan.
c)      Menyelidiki penyimpangan yang terjadi serta memustuskan tindakan koreksi yang dipandang perlu.
2. Sistem Akuntansi
Sistem akuntansi dalam perusahaan manufaktur meliputi buku besar dan catatan pembantu untuk bahan baku, produk dalam proses, dan produk jadi. Termasuk dalam sistem akuntansi biaya ini berupa subsistem akuntanis biaya dengan memperhatikan metode pengumpulan biayanya, yaitu metode pesanan dan metode proses.
3. Prosedur Pengandalian
Prosedur pengendalian yang dibentuk dalam sistem iini meliputi adanya otorisasi yang layak, adanya dokumentasi dan catatan yang memadai, adanya pemisahan tugas, adanya akses terhadap pengendalian, dan adanya pengecekan oleh individu yang independen terhadap semua transaksi produksi. Auditor harus memperhatikan bagaimana prosedur pengendalian tersebut telah dilaksanakan oleh klien.
4. Dokumen-Dokumen dalam siklus Produksi
a. Production order (perintah produksi)
Perintah produksi yang menunjukkan berapa banyak suatu produk harus diproduksi serta spesifikasi produk yang dibuat.
b. Material requarement report
Dokumen yang berisi daftar permintaan bahan baku atau bahan lainnya yang akan digunakan dalam proses produksi.
c. Materials issue slip
Perintah tertulis yang dikeluarkan oleh bagian produksi atas persetujuan mengeluarkan barang-barang yang dibutuhkan dalam produksi.
d. Time ticket
Kartu yang dugunakan untuk mencatat aktivitas karyawan di tempat kerjanya maisng-masing.
e. Move ticket
Memo yang dibuat untuk memindahkan produk yang masih dalam proses dari departemen yang satu ke departemen yang lainnya.
f. Daily production activity report
Laporan harian yang dibuat untuk melaporkan berapa produk yang dibuat dalam satu hari kerja.
g. Completed production report
Laporan yang berisi penegasan bahwa proses produksi yang diperintahkan oleh dokumen produksi telah dilaksanakan.



 

5. Lingkup Audit Manufakturing:
1.      Audit tentang tujuan, sasaran, strategi dan kebijakan manufakturing
2.      Audit tentang disain sistem manufakturing yang dijalankan
3.      Audit tentang penerapan sistem manufakturing

6. Konsep Manufaktur
RUANG LINGKUP AUDIT DIBIDANG PRODUKSI
A.     PERENCANAAN PRODUKSI (Production Planning)
·        Jadwal produksi induk (Master Production Schedule/MPS)
·        Penilaian atas kapasitas menganggur (idle capacity)
·        Achievement rate
·        Inventory level
·        Perencanaan line balancing (Keseimbangan Lintas Produksi)
·        Tingkat utilisasi mesin dan tenaga kerja
·        Follow-up anggaran produksi Vs aktual biaya produksi
·        Management Information System produksi
B.     QUALITY CONTROL
·        Tingkat kualitas produksi per periode
·        Sampling plan
·        Penerapan Total Quality Management (TQM)
·        Peta kontrol
·        Standar spesifikasi geometris/kualitas produk
C.     PRODUKTIVITAS dan EFISIENSI
·        Produktivitas tenaga kerja
·        Efisiensi dan produktivitas bahan
D.    METODE dan STANDAR KERJA
·        Waktu baku (Standard Time)
·        Sistem kerja
·        Standard Operating and Procedures (SOP)

E.     MAINTENANCE
·        MIS maintenance
·        Preventive maintenance
·        Pedoman maintenance
·        Prosedur permintaan kerja
F.      ORGANISASI MANAJEMEN PRODUKSI
·        Tujuan/sasaran departemen produksi
·        Penilaian struktur organisasi
·        Tingkat absensi pegawai
G.    PLANT LAY OUT
H.    VALUE ANALYSIS/VALUE ENGENEERING

PRODUKTIVITAS PERUSAHAAN – MODEL MASUKAN KELUARAN
  • KUALIFIKASI yang DIBUTUHKAN untuk MENGANTISIPASI adanya PERBEDAAN antara MASUKAN dan KELUARAN :
1.      Penjualan
2.      Biaya distribusi
3.      Tingkat persediaan
4.      Bahan baku barang dalam proses
5.      Modal
6.      Tenaga kerja
7.      Bought in items
8.      Inflasi


AUDIT MANUFAKTURING
  • LANGKAH KEGIATAN AUDIT MANUFAKTURING :
1.      Merumuskan maksud dan tujuan
2.      Menentukan audit pendahuluan
3.      Menentukan ruang lingkup
4.      Menyusun program dan prosedur audit
5.      Melaksanakan audit yang telah ditetapkan
6.      Mengolah dan menganalisis hasil temuan
7.      Membuat laporan ikhtisar temuan


  • MAKSUD dan TUJUAN AUDIT MANUFAKTURING :
1.      Ditaatinya atau tidak, ketetapan atau ketentuan dan prosedur
2.      Dicapainya efektifitas
3.      Dicapainya efisiensi





Komentar

My Visitors

free counters