Akuntan manajemen mempunyai
peran penting dalam menunjang tercapainya tujuan perusahaan, dimana tujuan
tersebut harus dicapai melalui cara yang legal dan etis, maka paraakuntan
manajemen dituntut untuk bertindak jujur, terpercaya, dan etis (Anshori,2002).
Dalam hubungannya dengan
kesadaran etika, disebutkan bahwa masalah ini seringmencuat sebagai salah satu
persoalan yang sering menghinggapi akuntan lokal. Menurut Sri Mulyani seperti
dikutip dari Islahuddin dan Soesi (2002) menyatakan bahwa akuntan lokalsudah
terbiasa dengan kondisi hitungan seimbang, yang dipaksa melindungi perusahan
klien dari kebobrokan keuangan. Akibatnya dengan adanya kesadaran etis yang
rendah memberigambaran kekurangsiapan akuntan lokal menghadapi pasar
global.Untuk itu perlu lagi bagi para akuntan manajemen maupun para lulusan
jurusanakuntansi yang kelak mengambil profesi sebagai akuntan akuntan manajemen
untuk meninjau standar etika bagi akuntan manajemen yang dikeluarkan oleh
Institute of Management Accountants, agar menampilkan karakteristik akuntan
yang berkualitas dan mampu menjaga profesionalismenya di era globalisasi ini.
Standard Etik Untuk Akuntan Manajemen. (Standars of Ethical Conduct for
Management Accountants).
1.
Tanggung Jawab Akuntan Keuangan dan Akuntan Manajemen
Sebelum kita membahas Etika dalam Akuntansi Keuangan
dan Manajemen, sebaiknya terlebih dahulu kita harus mengetahui apa itu
Akuntansi Keuangan dan Akuntansi Manajemen.
Akuntansi keuangan adalah bagian dari akuntansi yang
berkaitan dengan penyiapan laporan keuangan untuk pihak luar, seperti pemegang
saham, kreditor, pemasok, serta pemerintah. Hal penting dari akuntansi keuangan
adalah adanya Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang merupakan aturan – aturan
yang harus digunakan di dalam pengukuran dan penyajian laporan keuangan untuk
kepentingan eksternal. Dengan demikian, diharapkan pemakai dan penyusun laporan
keuangan dapat berkomunikasi melalui laporan keuangan ini, sebab mereka
menggunakan acuan yang sama yaitu SAK. Sedangkan Akuntansi Manajemen atau
Akuntansi Manajerial adalah sistem akuntansi yang berkaitan dengan ketentuan
dan penggunaan informasi akuntansi untuk manajer atau manajemen dalam suatu
organisasi dan untuk memberikan dasar kepada manajemen untuk membuat keputusan
bisnis yang akan memungkinkan manajemen akan lebih siap dalam pengelolaan dan
melakukan fungsi kontrol.
Etika dalam akuntansi keuangan dan manajemen merupakan
suatu bidang keuangan yang merupakan sebuah bidang yang luas dan dinamis.
Bidang ini berpengaruh langsung terhadap kehidupan setiap orang dan organisasi.
Ada banyak bidang yang dapat di pelajari, tetapi sejumlah besar peluang karir
tersedia di bidang keuangan. Manajemen keuangan dengan demikian merupakan suatu
bidang keuangan yang menerapkan prinsip – prinsip keuangan dalam sebuah
organisasi untuk menciptakan dan mempertahankan nilai melalui pengambilan
putusan dan manajemen sumber daya yang tepat.
Akuntansi
keuangan merupakan bidang akuntansi yang mengkhususkan fungsi dan aktivitasnya
pada kegiatan pengolahan data akuntansi dari suatu perusahaan dan penyusunan
laporan keuangan untuk memenuhi kebutuhan berbagai pihak yaitu pihak internal
dan pihak external. Sedangkan seorang akuntan keuangan bertanggung jawab untuk
:
a.
Menyusun laporan keuangan dari
perusahaan secara integral, sehingga dapat digunakan oleh pihak internal maupun
pihak external perusahaan dalam pengambilan keputusan.
b.
Membuat laporan keuangan yang sesuai
dengan karakteristik kualitatif laporan keuangan IAI, 2004 yaitu dapat
dipahami, relevan materialistis, keandalan, dapat dibandingkan, kendala
informasi yang relevan dan handal, serta penyajian yang wajar.
Akuntansi keuangan adalah bagian dari akuntansi yang berkaitan
dengan penyiapan laporan keuangan untuk pihak luar, seperti pemegang saham,
kreditor, pemasok, serta pemerintah. Prinsip utama yang dipakai dalam akuntansi
keuangan adalah persamaan akuntansi dimana aktiva adalah harta yang dimiliki
suatu perusahaan digunakan untuk operasi perusahaan dalam upaya untuk
menghasilkan pendapatan. Sedangkan modal yaitu selisih antara aktiva dikurang
hutang. Akuntansi keuangan berhubungan dengan masalah pencatatan transaksi
untuk suatu perusahaan atau organisasi dan penyusunan berbagai laporan berkala
dari hasil pencatatan tersebut. Laporan ini yang disusun untuk kepentingan umum
dan biasanya digunakan pemilik perusahaan untuk menilai prestasi manajer atau
dipakai manajer sebagai pertanggungjawaban keuangan terhadap para pemegang
saham. Hal penting dari akuntansi keuangan adalah adanya Standar Akuntansi
Keuangan (SAK) yang merupakan aturan – aturan yang harus digunakan didalam
pengukuran dan penyajian laporan keuangan untuk kepentingan eksternal. Dengan
demikian, diharapkan pemakai dan penyusun laporan keuangan dapat berkomunikasi
melalui laporan keuangan ini, sebab mereka menggunakan acuan yang sama yaitu
SAK. SAK ini mulai diterapkan di Indonesia pada 1994, menggantikan Prinsip – prinsip
Akuntansi Indonesia tahun 1984.
Akuntansi manajemen adalah disiplin ilmu yang
berkenaan dengan penggunaan informasi akuntansi oleh para manajemen dan pihak –
pihak internal lainnya untuk keperluan penghitungan biaya produk, perencanaan,
pengendalian dan evaluasi, serta pengambilan keputusan. Definisi akuntansi
manajemen menurut Chartered Institute of
Management Accountant, yaitu Penyatuan bagian manajemen yang mencakup,
penyajian dan penafsiran informasi yang digunakan untuk perumusan strategi,
aktivitas perencanaan dan pengendalian, pembuatan keputusan, optimalisasi
penggunaan sumber daya, pengungkapan kepada pemilik dan pihak luar,
pengungkapan kepada pekerja, pengamanan asset.
Bagian integral dari manajemen yang berkaitan dengan
proses identifikasi penyajian dan interpretasi/penafsiran atas informasi yang
berguna untuk merumuskan strategi, proses perencanaan dan pengendalian,
pengambilan keputusan, optimalisasi keputusan, pengungkapan pemegang saham dan
pihak luar, pengungkapan entitas organisasi bagi karyawan, dan perlindungan
atas aset organisasi. Akuntansi Manajemen (Managerial
Accounting) berhubungan dengan pengidentifikasian dan pemilihan yang
terbaik dari beberapa alternatif kebijakan atau tindakan dengan menggunakan
data historis atau taksiran untuk membantu pimpinan.
Akuntansi
manajemen merupakan suatu sistem akuntansi yang berkaitan dengan ketentuan dan
penggunaan informasi akuntansi untuk manajer atau manajemen dalam suatu
organisasidan untuk memberikan dasar kepada manajemen untuk membuat keputusan
bisnis yang akan memungkinkan manajemen akan lebih siap dalam pengelolaan dan
melakukan fungsi control. Tanggung jawab yang dimiliki oleh seorang akuntan
manajemen, yaitu :
a.
Perencanaan,
menyusun dan berpartisipasi dalam mengembangkan sistem perencanaan, menyusun
sasaran – sasaran yang diharapkan, dan memilih cara – cara yang tepat untuk
memonitor arah kemajuan dalam pencapaian sasaran.
b.
Pengevaluasian,
mempertimbangkan implikasi – implikasi historical dan kejadian – kejadian yang
diharapkan, serta membantu memilih cara terbaik untuk bertindak.
c.
Pengendalian,
menjamin integritas informasi finansial yang berhubungan dengan aktivitas
organisasi dan sumber – sumbernya, memonitor dan mengukur prestasi, dan
mengadakan tindakan koreksi yang diperlukan untuk mengembalikan kegiatan pada
cara – cara yang diharapkan.
d.
Menjamin
pertanggungjawaban sumber, mengimplementasikan suatu sistem
pelaporan yang disesuaikan dengan pusat – pusat pertanggungjawaban dalam suatu
organisasi sehingga sistem pelaporan tersebut dapat memberikan kontribusi
kepada efektifitas penggunaan sumber daya dan pengukuran prestasi manajemen.
e.
Pelaporan
eksternal, ikut berpartisipasi dalam proses mengembangkan
prinsip – p rinsip akuntansi yang mendasari pelaporan eksternal.
Persamaan akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen
prinsip akuntansi yang diterima baik dalam akuntansi dalam akuntansi keuangan
kemungkinan besar juga merupakan prisnsip pengukuran yang Releven dalam
akuntansi manajemen dan menggunakan sistem informasi operasi yang sama sebagai
bahan baku untuk menghasilkan informasi yang disajikan kepada pemakainya.
Etika Akuntansi Keuangan
Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang merupakan aturan
– aturan yang harus digunakan didalam pengukuran dan penyajian laporan keuangan
untuk kepentingan eksternal.
Persamaan Akuntansi Keuangan dan Akuntansi Manajemen :
a.
Prinsip
akuntansi yang lazim diterima baik dalam akuntansi keuangan kemungkinan besar
juga merupakan prinsip pengukuran yang relevan dalam akuntansi manajemen
b.
Menggunakan
Sistem informasi operasi yang sama sebagai bahan baku untuk menghasilkan
informasi yang disajikan kepada pemakainya
Perbedaan
Akuntansi Keuangan dan Akuntansi Manajemen :
No.
|
Unsur Perbedaan
|
Akuntansi Keuangan
|
Akuntansi Manajemen
|
1.
|
Dasar pencatatan
|
Prinsip Akuntansi yang lazim
|
Tidak terikat dengan Prinsip Akuntansi yang lazim
|
2.
|
Fokus Informasi
|
Informasi masa lalu
|
Informasi masa lalu dan masa yang akan datang.
|
3.
|
Lingkup Informasi
|
Secara keseluruhan
|
Bagian perusahaan
|
4.
|
Sifat laporan yang dihasilkan
|
Berupa ringkasan
|
Lebih rinci dan unsur taksiran lebih dominan.
|
5.
|
Keterlibatan dalam perilaku manusia
|
Lebih mementingkan pengukuran kejadian ekonomi
|
Lebih bersangkutan dengan pengukuran kinerja
manajemen.
|
6.
|
Disiplin Sumber yang Melandasi
|
Ilmu Ekonomi
|
Ilmu Ekonomi dan Ilmu Psikologi Sosial.
|
Kriteria Standar Perilaku Akuntan Manajemen
2.
Competence, Confidentiality, Integrity, and
Objectivity of Management Accountant
Etika adalah perilaku yang baik yang telah melekat
pada diri manusia itu sendiri sebagai pendoman hidup, baik dilakukan dalam
kehidupan pribadi maupun sosial dimasyarakat. Etika sangat lekat hubungannya
dengan adat istiadat dilingkungan masyarakat untuk dijadikan suatu aturan
bermasyarakat. Beberapa etika yang harus dilakoni, diantaranya :
a.
Competence (Kompetensi)
Auditor harus menjaga kemampuan dan pengetahuan
profesional mereka pada tingkatan yang cukup tinggi dan tekun dalam
mengaplikasikannya ketika memberikan jasanya, diantaranya menjaga tingkat
kompetensi profesional, melaksanakan tugas profesional yang sesuai dengan hukum
dan menyediakan laporan yang lengkap dan transparan. Competence (kompetisi)
mencakup beberapa hal, antara lain :
1)
Pengetahuan Profesional
adalah menunjukkan tingkat mahir keahlian profesional dalam pengetahuan
akuntansi agar menjaga tetap terkini dengan perkembangan dan tren. Pengetahuan
dan kemampuan untuk menggunakan teknologi informasi yang berlaku dan sistem
untuk memenuhi kebutuhan pekerjaan.
2)
Keuangan monitoring dan analisis
adalah memantau dan mengumpulkan data untuk menilai akurasi dan integritas kuat
dalam menganalisis data yang bertujuan untuk memastikan kepatuhan dengan
standar yang berlaku dengan peraturan dan sistem pengendalian internal,
menafsirkan dan mengevaluasi hasil guna mempersiapkan dokumentasi dan membuat
laporan keuangan dan/atau presentasi.
3)
Pengambilan keputusan
adalah penggunaan pendekatan yang efektif untuk memilih tindakan atau
mengembangkan solusi yang sesuai untuk mencapai kesimpulan, mengambil tindakan
yang konsisten dengan fakta – fakta yang tersedia.
4)
Pengawasan
adalah menunjukkan sifat disiplin, menetapkan standar kinerja dan mengevaluasi
kinerja dari karyawan untuk mempertahankan tenaga kerja yang beragam untuk
mengelola dan memastikan kepatuhan dengan sumber daya manusia kebijakan dan
prosedur, memantau dan menilai pekerjaan dengan memberikan umpan balik,
memberikan teknis pengawasan, mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan
kemampuan karyawan (rencana dan dukungan karyawan di peluang pengembangan
karir).
5)
Komunikasi dan keterampilan
interpersonal adalah menyampaikan informasi kepada
perorangan atau kelompok dengan memberikan presentasi yang cocok untuk
karakteristik dan kebutuhan penonton, menyampaikan informasi secara lisan atau
secara tertulis kepada individu atau kelompok untuk memastikan bahwa mereka
mengerti informasi dan pesan serta mendengarkan dan merespons dengan tepat
kepada orang lain. Kemampuan untuk membangun hubungan kerja yang efektif yang
mendorong keberhasilan organisasi.
b.
Confidentiality (Kerahasiaan)
Kerahasian
harus terdefinisi dengan baik, dan prosedur untuk menjaga kerahasiaan informasi
harus diterapkan secara berhati – hati, khususnya untuk komputer yang bersifat standalone
atau tidak terhubung ke jaringan. Aspek penting dari kerahasiaan adalah
pengidentifikasian atau otentikasi terhadap user. Identifikasi positif
dari setiap user sangat penting untuk memastikan efektivitas dari kebijakan
yang menentukan siapa saja yang berhak untuk mengakses data tertentu.
Auditor harus dapat menghormati dan menghargai
kerahasiaan informasi yang diperoleh dari pekerjaan dan hubungan
profesionalnya, diantaranya meliputi menahan diri supaya tidak menyingkap
informasi rahasia, menginformasikan pada bawahan (subordinat) dengan
memperhatikan kerahasiaan informasi, menahan diri dari penggunaan informasi
rahasia yang diperoleh.
Contoh:
Access
Control Models sangat berfungsi dalam menentukan jenis
kontrol akses yang diperlukan dalam mendukung kebijakan keamanan. Model akses
kontrol ini menyediakan view konseptual dari kebijakan keamanan. Hal ini akan
mengijinkan kita untuk melakukan pemetaan antara tujuan dan petunjuk dari
kebijakan keamanan anda terhadap event yang spesifik. Proses dari
pemetaan ini memungkinkan terbentuknya definisi formal dan spesifikasi yang
diperlukan dalam melakukan kontrol terhadap keamanan. Singkatnya, access
control model memungkinkan untuk memilah kebijakan keamanan yang kompleks
menjadi langkah – langkah keamanan yang lebih sederhana dan terkontrol.
Beberapa model yang berbeda sudah dibangun sampai dengan tahun ini. Kita akan
membahas beberapa model yang dianggap unik pada bagian – bagian selanjutnya.
Kebanyakan penerapan kebijakan keamanan melakukan kombinasi dari beberapa access
control models.
c.
Integrity (Kejujuran)
Integrity
adalah perlindungan terhadap dalam sistem dari perubahan yang tidak
terotorisasi, baik secara sengaja maupun secara tidak sengaja. Seperti halnya
kerahasiaan, integritas bisa dikacaukan oleh hacker, masquerader, aktivitas
user yang tidak terotorisasi, download file tanpa proteksi, LAN, dan
programprogram terlarang. (contohnya : trojan horse dan virus), karena
setiap ancaman tersebut memungkinkan terjadinya perubahan yang tidak
terotorisasi terhadap data atau program. Sebagai contoh, user yang
berhak mengakses sistem secara tidak sengaja maupun secara sengaja dapat
merusak data dan program, apabila aktivitas mereka didalam sistem tidak
dikendalikan secara baik.
Auditor harus jujur dan bersikap adil serta dapat
dipercaya dalam hubungan profesionalnya. Meliputi menghindari konflik
kepentingan yang tersirat maupun tersurat, menahan diri dari aktivitas yang
akan menghambat kemampuan, menolak hadiah, bantuan, atau keramahan yang akan
mempengaruhi segala macam tindakan dalam pekerjaan, mengetahui dan
mengkomunikasikan batas – batas profesionalitas, mengkomunikasikan informasi
yang baik maupun tidak baik, menghindarkan diri dalam keikutsertaan atau
membantu kegiatan yang akan mencemarkan nama baik profesi.
Contoh untuk melindungi
dari ancaman terhadap integritas :
1)
Memberikan akses dalam kerangka
need–to–know basis
2)
Pemisahan tugas (separation of duties)
3)
Rotasi tugas
d.
Objectivity of Management Accountant (Objektivitas Akuntan Manajemen)
Akuntansi
manajemen adalah profesi yang melibatkan bermitra dalam keputusan manajemen
membuat, merancang perencanaan dan kinerja sistem manajemen, dan menyediakan
keahlian dalam melalui laporan keuangan dan kontrol untuk membantu manajemen
dalam perumusan dan implementasi strategi organisasi.
Auditor tidak boleh berkompromi mengenai penilaian
profesionalnya karena disebabkan prasangka, konflik kepentingan dan terpengaruh
orang lain, seperti memberitahukan informasi dengan wajar dan objektif dan
mengungkapkan sepenuhnya informasi relevan.
Contoh
dan Tujuan dari praktek Akuntansi Manajemen meluas ke tiga bidang oleh American
Institute of Certified Public Accountants (AICPA) berikut :
1)
Manajemen strategis untuk memajukan
peran akuntan manajemen sebagai mitra strategis dalam organisasi.
2)
Manajemen kinerja untuk mengembangkan
praktek pengambilan keputusan bisnis dan mengelola kinerja organisasi.
3)
Manajemen risiko untuk berkontribusi
untuk kerangka kerja dan praktek untuk mengidentifikasi, mengukur, mengelola
dan melaporkan risiko untuk mencapai tujuan organisasi.
3.
Whistle Blowing
Whistle blowing merupakan Tindakan yang dilakukan
seorang atau beberapa karyawan untuk membocorkan kecurangan perusahaan kepada
pihak lain. Motivasi utamanya adalah moral. Whistle blowing sering disamakan
begitu saja dengan membuka rahasia perusahaan. Contohnya seorang karyawan
melaporkan kecurangan perusahaan yang membuang limbah pabrik ke sungai.
Whistle blowing dibagi menjadi dua, yaitu :
a.
Whistle Blowing Internal, yaitu kecurangan dilaporkan kepada pimpinan
perusahaan tertinggi, pemimpin yang diberi tahu harus bersikap netral dan
bijak, loyalitas moral bukan tertuju pada orang, lembaga, otoritas, kedudukan,
melainkan pada nilai moral : keadilan, ketulusan, kejujuran, dan dengan
demikian bukan karyawan yang harus selalu loyal dan setia pada pemimpin
melainkan sejauh mana pimpinan atau perusahaan bertindak sesuai moral.
b.
Whistle Blowing Eksternal, yaitu membocorkan kecurangan perusahaan kepada pihak
luar seperti masyarakat karena kecurangan itu merugikan masyarakat,
motivasi utamanya adalah mencegah kerugian bagi banyak orang, yang perlu
diperhatikan adalah langkah yang tepat sebelum membocorkan kecurangan terebut
ke masyarakat, untuk membangun iklim bisnis yang baik dan etis memang
dibutuhkan perangkat legal yang adil dan baik.
4.
Creative Accounting
Creative Accounting adalah semua proses dimana
beberapa pihak menggunakan kemampuan pemahaman pengetahuan akuntansi (termasuk
di dalamnya standar, teknik, dll) dan menggunakannya untuk memanipulasi
pelaporan keuangan (Amat, Blake dan Dowd, 1999). Pihak – pihak yang terlibat di
dalam proses creative accounting, seperti manajer, akuntan (sepengetahuan saya
jarang sekali ditemukan kasus yang melibatkan akuntan dalam proses creative
accounting karena profesi ini terikat dengan aturan – aturan profesi),
pemerintah, asosiasi industri, dll.
Creative accounting melibatkan begitu banyak
manipulasi, penipuan, penyajian laporan keuangan yang tidak benar, seperti
permainan pembukuan (memilih penggunaan metode alokasi, mempercepat atan
menunda pengakuan atas suatu transasksi dalam suatu periode ke periode yang
lain).
Watt dan Zimmerman (1986), menjelaskan bahwa manajer
dalam bereaksi terhadap pelaporan keuangan digolongkan menjadi 3 buah hipotesis,
yaitu :
a.
Bonus Plan
Hyphotesis
Perilaku dari seorang manajer sering kali dipengaruhi
dengan pola bonus atas laba yang dihasilkan. Tindakan yang memacu para manajer
untuk melakukan creative accounting, seringkali dipengaruhi oleh pembagian
besaran bonus yang tergantung dengan laba yang akan dihasilkan. Pemilik
perusahaan umumnya menetapkan batas bawah, sebagai batas terendah untuk
mendapatkan bonus. Dengan teknik seperti ini, para manajer akan berusaha menaikkan
laba menuju batas minimal ini. Jika sang pemilik juga menetapkan batas atas
atas laba yang dihasilkan, maka manajer akan berusaha mengurangi laba sampai
batas atas dan mentransfer data tersebut pada periode yang akan datang.
Perilaku ini dilakukan karena jika laba melewati batas atas tersebut, manajer
tidak akan mendapatkan bonus lagi.
b.
Debt
Convenant Hyphotesis
Debt Convenant Hyphotesis merupakan sebuah praktek
akuntansi mengenai bagaimana manajer menyikapi perjanjian hutang. Sikap yang
diambil oleh manjer atas adanya pelanggaran atas perjanjian hutang yang jatuh
tempo, akan berupaya menghindarinya dengan memilih kebijakan – kebijakan akuntansi
yang menguntungkan dirinya.
c.
Political
Cost Hyphotesis
Sebuah tindakan yang bertujuan untuk menampilkan laba perusahan
lebih rendah lewat proses akuntansi. Tindakan ini dipengaruhi oleh jika laba
meningkat, maka para karyawan akan melihat kenaikan laba tersebut sebagai acuan
untuk meningkatkan kesejahteraan melalui kenaikan gaji. Pemerintah pun melihat
pola kenaikan ini sebagai objek pajak yang akan ditagih.
Contoh kasus : Perusahaan PT. ABC lebih menggunakan metode FIFO dalam
metode arus persediaannya. Karena dari sisi FIFO akan menghasilkan profit lebih
besar dibandingkan LIFO, atau Average. Hal ini dilakukan karena Asumsi Inflasi
Besar. FIFO dapat dianggap sebagai sebuah pendekatanyang logis dan realistis
terhadap arus biaya ketika penggunaan metode identifikasi khusus tidak
memungkinkan atau tidak praktis.
5.
Fraud Accounting
Fraud sebagai suatu tindak kesengajaan untuk
menggunakan sumber daya perusahaan secara tidak wajar dan salah menyajikan
fakta untuk memperoleh keuntungan pribadi. Dalam bahasa yang lebih sederhana,
fraud adalah penipuan yang disengaja. Hal ini termasuk berbohong, menipu,
menggelapkan, dan mencuri. Yang dimaksud dengan penggelapan disini adalah
merubah asset/kekayaan perusahaan yang dipercayakan kepadanya secara tidak
wajar untuk kepentingan dirinya. Fraud
dapat dilakukan oleh seseorang dari dalam maupun dari luar perusahaan. Fraud
umumnya dilakukan oleh orang dalam perusahaan (internal fraud) yang
mengetahui kebijakan dan prosedur perusahaan. Mengingat adanya
pengendalian (control) yang diterapkan secara ketat oleh hampir semua
perusahaan untuk menjaga asetnya, membuat pihak luar sukar untuk melakukan
pencurian. Internal fraud terdiri dari 2 (dua) kategori yaitu Employee
fraud yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok orang untuk
memperoleh keuntungan finansial pribadi maupun kelompok dan Fraudulent
financial reporting.
a.
Proses,
unsur dan faktor pemicu fraud
Proses fraud biasanya
terdiri dari 3 macam, yaitu :
1)
pencurian (theft) dari sesuatu
yang berharga (cash, inventory, tools, supplies, equipment atau data),
2)
konversi (conversion) asset yang
dicuri kedalam cash, dan
3)
pengelabuhan/penutupan (concealment)
tindakan kriminal agar tidak dapat terdeteksi.
Unsur
– unsur fraud antara lain sekurang – kurangnya melibatkan dua pihak (collussion),
tindakan penggelapan/penghilangan atau false representation dilakukan
dengan sengaja, menimbulkan kerugian nyata atau potensial atas tindakan pelaku
fraud. Meskipun perusahaan secara hukum dapat menuntut pelaku fraud, ternyata
tidak mudah usaha untuk menangkap para pelaku fraud, mengingat
pembuktiannya relatif sulit.
Penyebab/faktor pemicu
fraud dibedakan atas 3 (tiga) hal, yaitu :
1)
Tekanan (Unshareable pressure/
incentive) yang merupakan motivasi seseorang untuk melakukan fraud.
Motivasi melakukan fraud, antara lain motivasi ekonomi, alasan emosional
(iri/cemburu, balas dendam, kekuasaan, gengsi) dan nilai (values).
2)
Adanya kesempatan/peluang (Perceived
Opportunity) yaitu kondisi atau situasi yang memungkinkan seseorang
melakukan atau menutupi tindakan tidak jujur.
3)
Rasionalisasi (Rationalization)
atau sikap (Attitude), yang paling banyak digunakan adalah hanya
meminjam (borrowing) asset yang dicuri.
Ramos
(2003), menggambarkan penyebab fraud dalam bentuk segitiga fraud (the fraud
triangle), sebagai berikut :
1)
Penyalahgunaan wewenang/jabatan (Occupational
Frauds); kecurangan yang dilakukan oleh individu – individu yang bekerja
dalam suatu organisasi untuk mendapatkan keuntungan pribadi.
2)
Kecurangan Organisatoris (Organisational
Frauds); kecurangan yang dilakukan oleh organisasi itu sendiri demi
kepentingan/keuntungan organisasi itu.
3)
Skema Kepercayaan (Confidence Schemes);
dalam kategori ini, pelaku membuat suatu skema kecurangan dengan
menyalahgunakan kepercayaan korban.
b.
Jenis
– jenis fraud
Jenis
– jenis fraud yang sering terjadi di berbagai perusahaan pada umumnya dapat
dibedakan atas 3 (tiga) macam, yaitu :
1)
Pemalsuan (Falsification) data
dan tuntutan palsu (illegal act). Hal ini terjadi manakala seseorang
secara sadar dan sengaja memalsukan suatu fakta, laporan, penyajian atau
klaim yang mengakibatkan kerugian keuangan atau ekonomi dari para pihak yang
menerima laporan atau data palsu tersebut.
2)
Penggelapan kas (embezzlement cash), pencurian persediaan/aset (Theft
of inventory / asset), dan
kesalahan (false) atau misleading catatan dan dokumen. Penggelapan
kas adalah kecurangan dalam pengalihan hak milik perorangan yang dilakukan oleh
seseorang yang mempunyai hak milik itu di mana pemilikan diperoleh dari suatu
hubungan kepercayaan.
3)
Kecurangan Komputer (Computer fraud)
meliputi tindakan ilegal yang mana pengetahuan tentang teknologi komputer
adalah esensial untuk perpetration, investigation atau prosecution.
Dengan menggunakan sebuah komputer seorang fraud perpetrator dapat
mencuri lebih banyak dalam waktu lebih singkat dengan usaha yang lebih kecil.
Pelaku fraud telah menggunakan berbagai metode untuk melakukan Computer
fraud. Pengkategorian Computer
fraud melalui penggunaan data processing model, dapat dirinci
sebagai berikut :
a)
Cara yang paling sederhana dan umum
untuk melaksanakan fraud adalah mengubah computer input.
b)
Computer fraud dapat
dilakukan melalui penggunaan sistem (dalam hal ini Processor) oleh yang
tidak berhak, termasuk pencurian waktu dan jasa komputer serta penggunaan
komputer untuk keperluan diluar job deskripsi pegawai.
c)
Computer fraud dapat
dicapai dengan mengganggu software yang mengolah data perusahaan atau Computer
istruction. Cara ini meliputi mengubah software, membuat copy
ilegal atau menggunakannya tanpa otorisasi.
d) Computer
fraud dapat dilakukan dengan mengubah atau merusak data
files perusahaan atau membuat copy, menggunakan atau melakukan
pencarian terhadap data tanpa otorisasi.
e)
Computer fraud dapat
dilaksanakan dengan mencuri atau menggunakan secara tidak benar system
output.
c.
Fraudulent
Financial Reporting
Fraudulent
financial reporting adalah perilaku yang disengaja
atau ceroboh, baik dengan tindakan atau penghapusan, yang menghasilkan laporan
keuangan yang menyesatkan (bias). Fraudulent financial reporting yang
terjadi disuatu perusahaan memerlukan perhatian khusus dari auditor independen.
Penyebab fraudulent
financial reporting umumnya 3 (tiga) hal, sebagai berikut :
1)
Manipulasi, falsifikasi, alterasi atas
catatan akuntansi dan dokumen pendukung atas laporan keuangan yang disajikan.
2)
Salah penyajian (misrepresentation)
atau kesalahan informasi yang signifikan dalam laporan keuangan.
3)
Salah penerapan (misapplication)
dari prinsip akuntansi yang berhubungan dengan jumlah, klasifikasi,
penyajian (presentation) dan pengungkapan (disclosure).
Fraudulent
financial reporting juga dapat disebabkan adanya kolusi
antara manajemen dengan auditor independen. Salah satu upaya untuk mencegah
adanya kolusi tersebut, maka perlu dilakukan rotasi auditor independen dalam
melakukan audit suatu perusahaan.
6.
Fraud Auditing
Fraud Auditing
(Audit Kecurangan) yang merupakan salah satu bidang tugas Auditor. Perkembangan
teknologi informasi, e–commerce dan sebagainya yang berpengaruh secara langsung
atau tidak langsung dalam operasional perusahaan telah membuka celah baru bagi
munculnya praktek – praktek fraud yang berakibat fatal bagi perusahaan.
Mengantisipasi hal itu maka Auditor Internal sudah seyogianya meningkatkan
kemampuan dalam mendeteksi dan mencegah timbulnya kecurangan tersebut serta
mencari solusi terbaik agar hal itu tidak terjadi.
Tugasnya ada 2, yaitu :
a.
Auditor Internal yang ingin memiliki
landasan pengetahuan yang kuat di bidang fraud auditing baik menyangkut
pencegahan, pendeteksian ataupun dalam investigasinya.
b.
Operations managers yang ingin
mengembangkan wawasan dan pengetahuannya dalam pendeteksian dan
pencegahan kecurangan.
Upaya
untuk mendeteksi dan mencegah kecurangan dalam transaksi – transaksi komersial.
Untuk dapat melakukan audit kecurangan terhadap pembukuan dan transaksi
komersial memerlukan gabungan dua keterampilan, yaitu sebagai auditor yang
terlatih dan kriminal investigator.
Karakteristik kecurangan dilihat dari pelaku fraud
auditing maka secara garis besar kecurangan bisa dikelompokkan menjadi 2 jenis,
yaitu :
a.
Oleh pihak
perusahaan, yaitu manajemen untuk kepentingan perusahaan, dimana salah saji
yang timbul karena kecurangan pelaporan keuangan (misstatements arising from fraudulent financial reporting, untuk
menghindari hal tersebut ada baiknya karyawan mengikuti auditing workshop dan
fraud workshop) dan pegawai untuk keuntungan individu (salah saji yang berupa
penyalahgunaan aktiva).
b.
Oleh pihak di
luar perusahaan, yaitu pelanggan, mitra usaha, dan pihak asing yang dapat
menimbulkan kerugian bagi perusahaan.
Kecurangan pelaporan keuangan biasanya dilakukan
karena dorongan dan ekspektasi terhadap prestasi pengubahan terhadap catatan
akuntansi atau dokumen pendukung yang merupakan sumber penyajian kerja
manajemen. Salah saji yang timbul karena kecurangan terhadap pelaporan keuangan
lebih dikenal dengan istilah irregularities
(ketidakberesan). Bentuk kecurangan seperti ini seringkali dinamakan kecurangan
manajemen (management fraud), misalnya berupa manipulasi, pemalsuan, atau
laporan keuangan. Kesengajaan dalam salah menyajikan atau sengaja menghilangkan
(intentional omissions) suatu
transaksi, kejadian, atau informasi penting dari laporan keuangan, untuk itu
sebaiknya anda mengikuti auditing workshop dan fraud workshop.
Salah saji yang berupa penyalahgunaan aktiva
kecurangan jenis ini biasanya disebut kecurangan karyawan (employee fraud). Salah saji yang berasal dari penyalahgunaan aktiva
meliputi penggelapan aktiva perusahaan yang mengakibatkan laporan keuangan
tidak disajikan sesuai dengan prinsip – prinsip akuntansi yang berlaku umum (ada
baiknya karyawan mengikuti seminar fraud dan seminar auditing). Penggelapan
aktiva umumnya dilakukan oleh karyawan yang menghadapi masalah keuangan dan
dilakukan karena melihat adanya peluang kelemahan pada pengendalian internal
perusahaan serta pembenaran terhadap tindakan tersebut. Contoh salah saji jenis
ini adalah penggelapan terhadap penerimaan kas, pencurian aktiva perusahaan,
mark–up harga dan transaksi tidak resmi.
Contoh Kasus : Committee of
Sponsoring Organizations of the Treadway Commission (COSO). Penelitian COSO
menelaah hampir 350 kasus dugaan kecurangan pelaporan keuangan oleh perusahaan
– perusahaan publik di Amerika Serikat yang diselidiki oleh SEC. Diantaranya
adalah :
a.
Kecurangan
keuangan memengaruhi perusahaan dari semua ukuran, dengan median perusahaan
memiliki aktiva dan pendapatan hanya di bawah $100juta.
b.
Berita
mengenai investigasi SEC atau Departemen Kehakiman mengakibatkan penurunan
tidak normal harga saham rata – rata 7,3 persen.
c.
26 persen
dari perusahaan – perusahaan yang terlibat dalam kecurangan mengganti auditor
selama periode yang diteliti dibandingkan dengan hanya 12 persen dari
perusahaan – perusahaan yang tidak terlibat.
Sumber
:
0 komentar:
Posting Komentar