Pages

Welcome Myspace Comments




Sabtu

Kegiatan Bisnis Rumah Makan di Kawasan Kampus

Dizaman seperti saat ini, banyak orang- orang yang sulit mendapatkan pekerjaan, untuk itu tak sedikit dari mereka yang mencoba untuk membuka usaha sendiri, atau wiraswasta. Salah satunya yaitu usaha rumah makan. Lingkungan kampus merupakan salah satu tempat yang paling strategis dalam mendirikan dan mengembangkan usaha ini. Namun keuntungan ini pun diimbangi dengan kendala-kendala yang akan dihadapi. Salah satu dari kendala tersebut adalah, adanya persaingan yang cukup ketat antara para pengusaha rumah makan dilingkungan kampus, hal ini dikarenakan mengingat lingkungan kampus merupakan tempat yang strategis dalam mendirikan usaha rumah makan sehingga tak sedikit orang yang berminat atau menginginkan untuk mendirikan rumah makan dilingkungan kampus.

Faktor tersebut mendorong para pengusaha rumah makan utuk melakukan berbagai macam terobosan baru dalam hal pemasaran. Terobosan inilah yang kemudian disesuaikan dengan keinginan konsumen yang mayoritas terdiri dari mahasiswa, dimana terdapat perbedaan keinginan dalam pemilihan rumah makan dengan konsumen dilingkungan luar kampus. Jenis – jenis rumah makan yang biasanya terdapat dalam lingkungan kampus adalah rumah makan padang, warung tegal (warteg), warung makan, dan rumah makan fried chicken. Namun dari kesemua rumah makan tersebut yang paling diminati oleh para mahasiswa adalah warung makan, ini mungkin dikarenakan harga yang ditawarkan pada warung makan cukup murah dibandingkan rumah makan padang, kebersihan yang lebih terjamin dibandingkan rumah makan warteg, dan variasi makanan yang jauh lebih banyak dibandingkan rumah makan fried chicken.

Adanya segmentasi pasar tersebut menjadi latar belakang dilakukannya penelitian ini, sehingga hasil yang diperoleh dapat berguna untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi mahasiswa dalam memilih rumah makan.


Faktor- Faktor & Kebiasaan Yang Mempengaruhi Mahasiswa Memilih Rumah Makan:

Harga

mahasiswa menginginkan adanya paket hemat yang berkisar antara Rp.5000,- sampai dengan Rp.8000,- , dan apabila tidak adanya peket hemat para mahasiswa menginginkan harga makanan yang ditawarkan berada di bawah Rp.10000,-.

Pelayanan

Sedangkan untuk variabel pelayanan, kami meyimpulkan bahwa para mahasiswa tidak setuju jika pelayanan yang diberikan cepat namun kualitas makanan yang di berikan tidak tidak diutamakan, para mahasiswa lebih memilih jika kualitas makanan yang disajikan terjamin mutunya walaupun dengan pelayanan yang agak lambat. Sedangkan untuk pengambilan atau penyajian makanan, para mahasiwa setuju jika mereka dilayani atau tidak dilayani oleh seorang pelayan dan para mahasiswa sangat setuju jika rumah makan tersebut memberikan pelayanan yang baik.

Volume makanan

mahasiswa rata-rata tidak menginginkan jika porsi makanan terlalu sedikit dan mereka rata-rata menginginkan jika volume makanan diberikan lebih banyak.

Kapasitas tempat

Pada variabel ini hampir seluruh mahasiswa menginginkan tempat yang cukup luas dengan kapasitas tempat duduk yang cukup banyak, sehingga mereka tidak menyukai jika rumah makan tersebut memiliki tempat yang sempit dengan kapasitas tempat duduk yang tidak begitu banyak.

Variasi makanan

Dalam variabel variasi makanan, sebagian besar para mahasiswa setuju jika menu makanan yang ditawarkan memiliki banyak variasi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa para mahasiwa menginginkan cukup bervariasinya makanan yang ditawarkan oleh sebuah rumah makan.

Rasa

Para mahasiswa tidak setuju jika harus mengutamakan kelezatan makanan tanpa mengutamakan keekonomisan harga, akan tetapi mereka juga tidak setuju jika tidak mengutamakan kelezatan makanan tapi menutamakan kelezatan makanan. Jadi dari sini dapat disimpulkan bahwa mereka menginginkan kelezatan makanan dengan harga yang ekonomis.

Kebersihan

Seluruh mahasiswa menjawab setuju jika rumah makan yang mereka pilih mengutamakan kebersihan tempat maupun dalam penyajian makanan, akan tetapi untuk kebersihan tempat atau rasa, mereka memiliki penilaian yang sama sehingga dapat disimpulkan bahwa para mahasiswa menginginkan rumah makan yang mengutamakan kebersihan tempat dan mengutamakan rasa.



Dari seluruh penjabaran kesimpulan diatas dapat disimpulkan secara keseluruhan bahwa faktor yang paling menpengaruhi mahasiswa dalam menentukan pemilihan rumah makan adalah faktor pelayanan, dan faktor yang kurang berpengaruh adalah faktor rasa.

Sehingga jika sebuah rumah makan yang berada disekitar kampus ingin mningkatkan usaha rumah makannya, maka usaha tersebut harus berfokus kepada pelayanan.


Contoh Usaha Bisnis Rumah Makan di Sekitar Kampus:

POjok Makan Gunadarma Margonda


Di daerah Margonda, ada satu tempat makan yang ramai dikunjungi oleh mahasiswa. Ini tidak aneh karena tempat tersebut memang berada dekat dengan salah satu kampus tersibuk di Depok, kampus Gundarma Margonda. Tempat makan ini terletak di luar komplek kampus, persis di sebelah kanan gerbang masuk kampus. Pojok makan ini dimiliki oleh Pak Arifin yang telah memulai bisnisnya dari tahun 1985, bersamaan dengan dibukanya Universitas Gundarma di Depok.
Tempat ini saya sebut sebagai pojok makan lantaran tempatnya yang memang dipojok. Biarpun begitu, ia seperti one stop restaurant kerena terdiri dari beberapa warung kecil yang menjual enam jenis makanan—Gado gado/Ketoprak, Bubur Ayam, Ketupat Sayur, Nasi Uduk, Nasi Soto, Pecak Lele/Ayam, Es Campur, Es Teh Manis bercita rasa. Semua warung kecil dikelola oleh Pak Arifin sekeluarga. Warung Gado-gado bernama … dan tempatnya dibagi pula untuk kios nasi uduk, ketupat sayur, pecak lele/ayam, dan nasi soto. Khusus bubur ayam, es teh manis citarasa, dan es campur, kiosnya berada di luar. Secara umum sih, pojok makan Gundar Margonda ini sudah buka dari pukul 6 pagi. Bubur ayam sudah bisa dipesan di pagi hari. Pesan pecak ayam/lele di pagi hari juga bisa, saya pernah menyaksikannya sendiri. Yang pasti sih, pojok makan ini sudah buka dari pagi lantaran pembeli langganannya sudah datang pada pukul 7 pagi, sesuai dengan jam masuk kuliah kampus.
Dari segi citarasa, makanannya rata-rata enak, lumayanlah buat makan sederhana ala mahasiswa kampus Gundar Margonda. Untuk sarapan, Anda bisa memesan nasi uduk atau bubur ayam. Tapi, bubur ayam bukan cuma dijual dipagi hari saja tapi juga sepanjang hari. Nasi uduk-nya termasuk lumayan sedang bubur ayamnya terasa agak pedas, karena dibubuhi merica. Pilihan lain buat makan di pagi hingga siang hari adalah ketupat sayur (favorit saya) yang rasanya enak dan pakai ayam gulai lagi. Pecak lele dan ayam juga standar rasanya. Biarpun begitu, sambalnya termasuk galak juga lho. Jika Anda sudah terlambat untuk sarapan, Anda bisa pesan gado-gado atau ketoprak yang rasanya juga enak, meski saus kacangnya terasa agak encer. Apabila Anda senang makan sambil ditemani kerupuk, warung yang satu ini memiliki kelebihan seperti Margo Sari, sama-sama menyediakan beberapa jenis kerupuk, seperti, krupuk putih, emping, dan krupuk kecil warna-warni.
Harga makanan dan pelayanan menjadi satu titik kuat dari pojok makan ini. Bicara harga, jelas sangat bersahabat. Wong, target pembelinya mahasiswa jadi harga harus dibawah Rp10.000. Ketoprak dan Gado-gado, misalnya, hanya Rp7.000,-. Nasi Uduk dan ketupat sayur dijual pada harga yang sama. Pecak lele/ayam pun tidak berbeda. Jadi, biaya untuk makan dan minum di pojok jajan ini ya kurang lebih Rp10.000,-. Aha, ada juga pilihan makan enak dan murah apabila sedang bokek nih. Pelayanannya pun juga cepat, tidak perlu menunggu lama. Hanya saja, Anda harus ingat kalau pada jam makan siang tempat ini dipadati oleh mahasiswa-mahasiswa yang sedang rehat kuliah. Jadi, memesan makanan dan mencari tempat duduk akan menjadi perkara tersendiri. Tapi tenang saja, untuk perkara yang satu ini Anda tidak perlu keluar uang hingga 7 miliar (:D).
Begitulah tentang tempat makan enak dan murah di dekat kampus Gundar Margonda. Apabila Anda sedang berada di areal kampus Gundar Margonda, sambangilah tempat ini ketika Anda sedang lapar dan ingin makanan yang murah, enak dan cepat disajikan. Tempat ini hanya buka dari hari Senin hingga Sabtu, Minggu libur. Jam bukanya dari pukul 7 hingga pukul 6 sore. Malam biasanya sudah tutup mengingat tidak ada kegiatan perkuliahan malam. Memang, porsi makanan di tempat ini agak kecil untuk ukuran saya dan banyak orang lainnya, tetapi kita harus ingat kalau target pembelinya adalah mahasiswa yang butuh makanan yang enak, murah dan mudah dihabiskan. Dari pengamatan saya, demi mengejar jadwal kuliah, terkadang mahasiswa hanya punya waktu 5-10 menit saja untuk bersantap. Ah, terlepas dari semua itu, pojok makan kampus Gundar Margonda ini adalah pilihan yang baik untuk bersantap enak bagi siapa saja, buktinya banyak pembelinya.
Pecel Lele Lela
PECEL Lele Lela merupakan singkatan dari Pecel Lele Lebih Laku. Menurut Bethsy Marnoto, pengelola Pecel Lele Lela cabang Margonda, Depok, kepada Berita Kota,  penggunaan nama Lela tidak terkait dengan nama seseorang. Nama Lela diambil agar tempat makan yang digeluti menjadi lebih laku, dan menjadi doa agar usaha ini lebih laku dari makanan lainnya.
Pecel Lele Lela didirikan sejak 2006, berawal dari sebuah ide untuk mengembangkan usaha makanan. Penggunaan menu Pecel Lele karena pasarnya yang sudah sangat luas dan sudah dikenal di seluruh Indonesia. Yang terpenting, usaha pecel lele selalu eksis dimana-mana dan tidak pernah mengenal krisis. Hal ini disebabkan oleh bahan baku lele yang mudah didapat dan margin penjualanya yang , sangat tinggi.
Bethsy Marnoto mengatakan, proses pembuatan Pecel Lele Lela tidak jauh berbeda dengan pengolahan lele pada umumnya. Mula-mula ikan lele dicuci dan dibersihkan hingga bersih, diberi bumbu rahasia khas Pecel Lele Lela, digoreng lalu diberi saus. "Yang membedakan kami dengan panganan lele lainnya adalah dalam hal modifikasi," ujarnya.
Warung makan Pecel Lele Lela yang dikelolanya merupakan cabang ke-L2 dari total 22 cabang Pecel Lele Lela yang berada di wilayah Jakarta, Depok, Bogor, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek). Tidak sulit untuk menemukannya, karena posisi warung makan ini berada tepat di pinggir Jalan Margonda Raya Nomor 434, Depok, Jawa Barat. Warung makan ini buka setiap hari dari pukul 11.00 hingga 23.00, dan dapat menampung 120 pengunjung.
Berbeda dengan tempat makan lain yang banyak menawarkan makanan western dan Chinese food, menu di tempat makan ini mayoritas merupakan makanan lokal yang berbahan baku dasar Ikan lele. Hal yang menarik lainnya dari restoran ini adalah sambutan dari para karyawannya. Bagi Anda yang berkunjung ke sana, akan mendapatkan sapaan ramah "Selamat Pagi Pecel Lele Lela," dari pegawai yang ada. Sapaan tersebut sengaja disampaikan para karyawan kepada pengunjung yang datang baik saat pagi, siang, sore, dan malam hari. Sapaan itu dimaksudkan untuk menumbuhkan semangat para pegawai supaya melayani pengunjung dengan Iebih baik.
Tempat makan ini merupakan salah satu tempat
makan yang dikelola dengan sistem waralaba. Menu yang ditawarkan sangat terjangkau, berkisar antara Rp 10.000-Rp 15.000. Hidangan utama yang menjadi andalan di tempat makan ini adalah lele original dan lele saus padang. Untuk lele original dibanderol seharga Rp 10.000, sedangkan lele saus padang Rp 12.000.
Selain dua menu utama tersebut, pengunjung pun dapat memesan menu lainnya yang mayoritas berbahan dasar ikan lele seperti lele goreng tepung, lele fillet goreng tepung, lele fillet lada hitam, dan lele fillet kuah tom yum. Untuk melengkapi menu-menu tersebut, Anda dapat memilih menu tambahan seperti tahu dan tempe goreng. Bagi pengunjung yang tidak suka dengan ikan lele, dapat menikmati menu lain yang tak kalah menarik yakni ayam bakar madu, ayam kremes, ayam saus padang, dan tumis kangkung.
Untuk mempertahankan kepuasan dan minat dari para pelanggan, Pecel Lele Lela mengadakan program atau promo khusus seperti promo ulang tahun dan promo lainnya bagi para pengunjung yakni nama asli "Lela". Untuk promo ulang tahun, pengunjung yang berulang tahun dapat mendapatkan makan gratis hanya dengan menunjukkan bukti identitas diri. "Bisa memperlihatkan KTP. Dan kalau pengunjung bernama asli Lela, dapat makan gratis seumur hidup," tambahnya.
Salah satu pengunjung Pecel Lele Lela, Rivaldi, ketika ditemui, mengaku, baru dua kah berkunjung dan menikmati panganan ini. "Saya barudua kali ke sini, makanannya enak, terutama bum-bunya. Harganya pun terjangkau dan dekat dari kampus," ujar mahasiswa Gunadarma semester tiga ini.
Alasan lain yang membuat tempat makan ini ramai adalah lokasinya yang mudah dijangkau. Hal inilah yang menjadi alasan Wida Anaswati, "Tempatnya strategis, rame juga suasananya," katanya. Wida lebih sering datang ke tempat makan ini pada malam hari.
Dalam sehari tempat makan ini dapat menghabiskan 300 ekor ikan lele. Dengan dibantu 19 karyawan, meraup omzet di atas Rp 5.000.000 per hari.
Bagi anda yang tidak dapat berkunjung langsung, bisa memesan menu-menu Pecel Lele Lela dengan fasilitas delivery order. Anda cukup menelepon dan memesan menu yang diinginkan. Untuk wilayah Margonda Raya, Depok, pengiriman makanan tidak dikenakan ongkos kirim. Sedangkan untuk luar wilayah tersebut dikenakan biaya tambahan sebesar Rp 5.000 untuk sekali kirim.
Tempat makan ini juga menerima pesanan untuk acara pesta, seminar dan lainnya. Belum lama ini, tepatnya pada 20 Agustus 2010, Pecel Lele Lela mendapatkan kesempatan memasuki Istana Negara. Makanan berbahan dasar lele ini dipesan oleh perwakilan Istana untuk santapan berbuka puasa. Pada kesempatan tersebut, Pecel Lele Lela menyajikan jamuan makan untuk Kepala Negara, para menteri dan tamu negara



itulah pembahasan saya mengenai bisnis rumah makan di sekitar kampus. semoga menjadi inspirasi bagi para wira usaha.
referensi disini,, ok

0 komentar:






Komentar

My Visitors

free counters