Jumat
Resensi Film "SkyLine"
Diusung sebagai film independen buatan Strause bersaudara (Colin Strause & Greg Strause), film ini menceritakan penyerbuan alien di Los Angeles, Amerika. Walaupun dihiasi dengan efek spesial yang memang merupakan kepiawaian dari Strause bersaudara, film ini menurut saya tidak didukung dengan alur cerita yang menarik.
Strause bersaudara mengawali karier mereka di dunia hiburan televisi sebagai ahli efek spesial di serial TV The X-Files di tahun 1995. Setelah itu, mulai dari tahun 1996 mereka mulai menggarap efek spesial di film layar lebar seperti The Nutty Professor, Volcano, Titanic, Avatar, Fantastic Four, Terminator 3: Rise of The Machines, sehingga sudah tidak diragukan lagi kaliber mereka dalam menggarap efek spesial.
Namun ahli dalam hal membuat efek spesial belum tentu merupakan jaminan untuk membuat film layar lebar yang ciamik. Pengalaman Strause bersaudara sebelumnya dalam membuat film adalah Alien vs Predator: Requiem (AVPR), yang ternyata juga tidak berbeda jauh nasibnya dengan Skyline: efek spesial yang bagus, namun alur ceritanya jelek. Bedanya adalah film AVPR ini dibiayai oleh perusahaan film besar seperti 20th Century Fox, sementara Skyline itu merupakan film independen yang hanya menelan biaya 10 juta dolar Amerika. Bahkan durasi film pun mirip, film AVPR berdurasi 94 menit, sementara durasi Skyline 2 menit pendek, yaitu 92 menit.
Dengan biaya pembuatan film cuma 10 juta dolar, menurut Strause bersaudara, biaya produksi fisik hanya menghabiskan 500 ribu dolar, sehingga bisa dibilang mayoritas biaya pembuatan film dialokasikan untuk efek spesial. Dengan biaya serendah itu pula, aktor yang didapat memang bukan aktor dengan nama besar; dari sekian banyak aktor yang muncul, nama yang saya kenal cuma Eric Balfour yang muncul di season pertama serial TV 24 dan David Zayas yang populer di serial TV Dexter.
Cerita dimulai dari perjalanan pasangan Elaine (Scottie Thompson) dan Jarrod (Eric Balfour) ke Los Angeles untuk menghadiri pesta ulang tahun sahabat Jarrod, Terry (Donald Faison). Terry sendiri ternyata bermaksud mengajak Jarrod pindah ke LA dan bekerja untuknya, dan ini menimbulkan pertengkaran antara Elaine dan Jarrod. Di tengah pertengkaran ini terungkap bahwa Elaine dengan hamil.
Keesokan harinya, masih di pagi buta, muncullah bola-bola bersinar kebiruan yang jatuh dari langit. Inilah plot utama dari film ini, cahaya yang muncul dari bola-bola tersebut ternyata bisa mengendalikan manusia yang melihatnya, dan manusia yang sudah dalam kendali cahaya tersebut akan berjalan menuju sumber cahaya dan akhirnya menghilang, mirip seperti serangga yang tertarik kepada cahaya terang. Jarrod sendiri sempat dikendalikan oleh cahaya ini, namun Terry berhasil mendorong Jarrod sampai terlepas dari efek cahaya tersebut.
(Peringatan: paragraf di bawah ini mengandung bocoran film)
Cerita berlanjut ketika akhirnya Jarrod dan Terry mengetahui bahwa para alien dengan kapal ruang angkasa mereka muncul di kaki langit (skyline) dan menggunakan cahaya kebiruan tersebut untuk mengabduksi manusia bumi sebanyak-banyaknya. Kisah selanjutnya menceritakan usaha yang sia-sia dari mereka untuk menghindari abduksi alien tadi, dan ketika cerita menjadi lebih menarik (Jarrod masuk ke badan alien dan mulai bertempur melawan mereka), film mendadak selesai. Dan memang berdasarkan pernyataan Strause bersaudara, film Skyline ini baru merupakan bagian pertama dari sedikitnya dua film.
Bagi saya, bagian melodramatik yang menceritakan interaksi antara sahabat dan pasangan di awal cerita cenderung kaku, tidak alamiah, dan terlalu mengandalkan teknik satu orang berteriak ke orang lain. Ide cerita juga cenderung mengambil cerita yang sudah ada dari film lainnya, seperti serangan alien yang dibalas oleh militer Amerika seperti di film Independence Day. Hal unik yang mungkin menjadikan film ini terasa berbeda dari film-film bertema mirip adalah penyerbuan alien ini diperlihatkan dari sudut pandang penduduk kota yang mendadak terputus dari dunia luar, tanpa adanya penjelasan dari stasiun TV maupun pemerintah karena mereka semua sudah terlebih dahulu diculik oleh para alien tersebut.
Monster alien yang terbang mengunjungi gedung-gedung apartemen mencari manusia yang masih tersisa juga langsung mengingatkan kepada mesin Sentinel di trilogi The Matrix, bentuknya sangat mirip cumi-cumi, lengkap dengan tentakel yang bergerak luwes. Pertempuran yang terjadi antara militer Amerika melawan pesawat induk alien, lengkap dengan peluru kendali nuklirnya, mengingatkan pada adegan film Independence Day. Bisa dibilang, dari sisi efek spesial film ini bagus, sayangnya tidak didukung dengan alur cerita yang bagus. Sampai-sampai kawan saya berujar, kembalikan 90 menit saya!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar