Bagaimana jika kita menginginkan sesuatu, dan sebelumnya selalu gagal, namun mendadak keinginan tersebut terkabul? Seharusnya kita akan merasa sangat senang, dan tidak ada alasan untuk bersedih karenanya.
Sebagai film komedi, film ini sangat berhasil membuat parodi kisah superhero.
Begitulah plot pembuka film komedi animasi Megamind, produksi DreamWorks dan Red Hour Productions, dan didistribusikan oleh Paramount Pictures. Tokoh utama film ini adalah Megamind, yang punya obsesi untuk mengalahkan Metro Man, tokoh superhero yang menjaga Metro City.
Film ini diawali dengan adegan ayah Megamind memberikan wejangan kepada anaknya yang baru berumur 8 hari, sebelum dia dimasukkan ke dalam roket untuk mengirimkan Megamind ke Bumi demi menghindari bencana yang terjadi pada planet asal Megamind. Tentu saja adegan ini tidak asing lagi bagi penggemar Superman, adegan ketika Jor-El memasukkan anaknya Kal-El, yang kelak menjadi Superman, ke dalam pesawat penyelamat menuju ke Bumi. Dan memang saya melihat banyak sekali parodi tentang kisah Superman di film ini.
Ternyata bukan cuma Megamind yang dikirim oleh orangtuanya ke Bumi, dari planet lain Metro Man juga diselamatkan oleh orang tuanya dengan mengirimkannya ke Bumi, dan di tengah perjalanan roket yang ditumpangi oleh Metro Man menabrak roket Megamind. Kejadian ini rupanya menjadi awal mula perseteruan abadi antara Megamind dengan Metro Man, mirip seperti perseteruan antara Superman dengan Lex Luthor. Karena Metro Man menjadi superhero yang melindungi Metro City, maka Megamind menjadi tokoh superjahat (supervillain) yang selalu berusaha mengalahkan Metro Man. Dan mirip dengan Lex Luthor, kekuatan utama Megamind adalah kemampuan otaknya yang sangat cemerlang.
“
Penggemar Superman akan mengenali banyak elemen plot yang meminjam dari cerita Superman.”
Mirip seperti kisah Superman dengan Lois Lane sang wartawan Metropolis, ada Roxanne Ritchi yang juga berprofesi sebagai wartawan. Mengira dia adalah pacar dari Metro Man, Megamind sering menculik Roxanne sebagai sandera agar Metro Man datang menyelamatkannya. Namun setiap usaha Megamind ini selalu bisa dikalahkan oleh Metro Man, dan Megamind selalu berakhir di penjara.
Ketika kota Metro City meresmikan Museum Metro Man sebagai wujud penghargaan kepada Metro Man, Megamind berhasil meloloskan diri dari penjara serta menculik Roxanne dari acara peresmian tersebut. Metro Man seperti biasa terbang dan berusaha menyelamatkan Roxanne, namun secara tidak sengaja Megamind mengurung Metro Man ke dalam kubah yang terbuat dari tembaga, yang tampaknya merupakan kelemahan dari Metro Man, seperti kriptonit ke Superman! Kali ini Megamind berhasil mengalahkan Metro Man, dan setelah menembaknya dengan death ray dari satelit, Metro Man terbunuh dan hanya menyisakan jubah dan kerangka tulang-belulang.
Obsesi Megamind mengalahkan Metro Man akhirnya tercapai, dan Metro City jatuh dalam cengkeramannya. Pada awalnya hal ini membuat Megamind senang, namun belakangan karena tidak ada lagi tokoh baik yang kekuatannya setara dengannya, membuatnya menjadi kehilangan semangat.
Menyadari hal ini, dia mempunyai ide untuk menciptakan lagi seorang tokoh superhero yang mampu melawan dirinya, bermodalkan DNA yang tersisa dari jubah Metro Man.
Will Ferrel, terakhir kita melihatnya di film The Other Guys bareng dengan Mark Wahlberg, menyuarakan tokoh Megamind. Will mampu membawakan secara kocak karakter Megamind yang walaupun berotak cemerlang namun payah dalam hal interaksi sosial, dan kadang salah mengeja kosakata bahasa Inggris. Saya tertawa terbahak-bahak ketika Will menirukan suara Marlo Brando saat Megamind pura-pura menjadi ayah luar angkasa dari Titan (yang akibat kepayahannya mengeja malah menjadi Tighten), tokoh superhero yang hendak diciptakan oleh Megamind. Ini jelas-jelas merupakan parodi kisah Superman, ketika Jor-El yang memang diperankan oleh Marlon Brando memberikan wejangan kepada Kal-El.
Tina Fey yang populer di serial TV 30 Rock menyuarakan tokoh Roxanne, sementara Brad Pitt menyuarakan tokoh Metro Man. Jonah Hill, terakhir saya menyaksikannya dalam film Get Him to The Greek bersama Russel Brand, memerankan tokoh Hal Stewart, asisten kameraman Roxanne yang akhirnya menjadi Titan alias Tighten. David Cross, sebelumnya bermain sebagai manajer licik di kedua film Alvin & The Chipmunks, berperan sebagai Minion, sahabat sekaligus asisten dari Megamind. Tom McGrath, terkenal sebagai suara Skipper di dua film Madagascar maupun di serial TV Penguins of Madagascar, menjadi sutradara film ini.
Sebagai film komedi, film ini sangat berhasil membuat parodi kisah superhero. Bagi penggemar Superman, akan mengenali banyak elemen plot yang meminjam dari cerita Superman. Belum lagi penggunaan lagu-lagu rock terkenal seperti Highway to Hell dan Back in Black dari AC/DC saat parade di jalan, juga Welcome to the Jungle saat konfrontasi final antara Megamind dengan Tighten, pas sekali mood-nya. Film ditutup dengan lagu Bad dari Michael Jackson, namun jangan dulu beranjak dari tempat duduk saat credit title diputar, masih ada adegan yang disisipkan di akhir film ini.
0 komentar:
Posting Komentar