AKUNTANSI PENANAMAN DANA BANK
Penanaman dana bank meliputi penanaman dana dalam alat
likuid atau kas, penanaman dana pada lembaga keuangan, penanaman dana dalam
bentuk perkreditan dan penanaman dana dalam akativa tetap.
Tujuan dan
apenanaman dana adalah untuk memperoleh (menciptakan) pendapatan bank melalui
penciptaan aktiva produktif yang menghasilkan.
Jenis penanaman
dana antara lain: remise atau pengiriman uang antar cabang dalam bentuk suatu
bank, penanaman pada bank lain dalam bentuk giro, deposito berjangka , call
money, deposito deposits on call, surat
berharga, serta penanaman dana dalam bentuk kredit.
1.
Penanaman Dana
Alat Likuid atau Kas (KAS DAN BANK)
Dalam penanaman
dana kas untuk tujuan operasional harus diperhatikan dasar kebutuhan dana
rata-rata uang tunai setiap hari. Sedangkan penenaman dana kas ke bank lain
harus memperhatikan syarat minimum yang harus dipelihara oleh bank (5% dari
dana masyarakat yang dimiliki oleh bank), sehingga terjada likuiditasnya.
Tujuan penanaman uang kas
§ Untuk
kegiatan operasional
§ Untuk
memelihara likuiditas
§ Untuk
menghindari terjadinya over/underliquid
§ Untuk
memanfaatkan kelebihan dana
§ Pendapatan
1.1 REMISE
Adalah : pengiriman uang secara fisik dari
satu bank ke bank lain atau dari satu cabang ke cabang lain.
Akuntansi remise:
a. Saat pengiriman uang pisik ke cabang
D:
RAK- Cabang
K: Kas
b. Saat menerima
uang pisik dari cabang
D: Kas
K: RAK- Cabang
1.2.
Penanaman Alat Likuit dalam Rekening Bank Lain
Akuntansi
penanaman pada bank lain:
1. Saat penanaman
D: Bank
lain-deposito
D: Bank lain- Call
money
K: BI- Giro
Kasus: Bank Mega Jakarta membeli deposito
berjangka Bank ABC sebesar Rp 200.000.000 suku bunga 24% setahun, jangka waktu
3 bulan. Selain itu Bank Mega menempatkan sebagian dananya pada bank XYZ
Jakarta untuk call money sebesar Rp 400.000.000
dengan suku bunga 30% setahun, dana dapat ditarik sewaktu-waktu. Bank
Mega juga juga menempatkan uangnya pada bank RST Jakarta dalam bentuk deposits
on call sebesar Rp 450.000.000 suku bunga 26% setahun jangka waktu 2 bulan.
Pembayaran kepada lembaga keuangan tersebut di atas dilakukan atas beban
rekening giro bank Mega- Jakarta pada Bank Indonesia .
D:
Bank lain – deposito berjangka Rekening Bank ABC- Jakarta Rp
200.000.000
D:
Bank lain - Call money-Rekening Bank XYZ Rp 400.000.000
D:
Bbank Lain – Deposits on Call-rekening Bank RST – Jakarta Rp
450.000.000
K:
Bank Indonesia
– Giro Rp
1.050.000.000
2.
Saat penerimaan bunga:
D: Bank
lain-deposito
K:
pendapatan bunga-deposito
D:
Bank lain-giro- Rekening Bank ABC Rp
4.000.000
D:
Bank lain-giro- Rekening Bank XYZ Rp 10.000.000
D:
Bank lain-giro- Rekening Bank RST Rp 9.750.000
K:
pendapatan bunga-penempatan –deposito berjangka Rp
4.000.000
K:
pendapatan bunga-penempatan –Call money Rp
10.000.000
K:
pendapatan bunga-penempatan –Deposits on Call Rp
9.750.000
2.
SURAT BERHARGA
Penanaman
uang dalam bentuk surat berharga bersifat
sementara dan untuk dijual kembali saat diproyeksikan adanya keuntungan dari surat berharga tersebut
Kreteria
:
§
Mempunyai
pasar yang dapat diperjual belikan segera
§ Untuk
dijual segera bila ada kebutuhan dana
§
Tidak dimaksudkan untuk
menguasai perusahaan lain
Jenis
Jenis Surat
Berharga
§
Saham
§
Wesel
§
Obligasi
§
Sekuritas kredit
§ Surat berharga lain yang lazim diperdagangkan di pasar
uang dan pasar modal
Akuntansi
Surat berharga :
§ Pembelian
Kasus:
Pada tanggal 31 Juli Bank Mega membeli selembar obligasi PT Jasa marga yang
berjangka waktu 10 tahun dengan nilai nominal 10 juta pada kurs sebesar 98% dan
suku bunga sebesar 15% setahun dibayarkan setiap tanggal 1 Juni dan 1 Desember.
D: Surat Berharga – Obligasi Rp
10.000.000
D:
Pendapatan Bunga Obligasi Rp 250.000
K:
Pendapatan Premi Obligasi Yang ditangguhkan Rp 200.000
K:Kas
Rp
10.050.000
§ Pembayaran bunga tanggal 1
Desember
D:Kas Rp
750.000
K:Pendapatan
Bunga Obligasi Rp
750.000
Pada tanggal 31 Desember obligasi harus disajikan di
neraca dan diamortisasi dari pendapatan yang ditangguhkan.
D:
Pendapatan Premi Obligasi yang ditangguhkan Rp
10.000
K:
Pendapatan Premi Obligasi Rp 10.000
§ Penjualan
Kasus : Obligasi Jasa Marga tersebut dijual
setelah 8 bulamn dimiliki atau pada tanggal 1 Maret dengan harga 101,
Pencataan
untuk pengalokasian terakhir premi obligasi dengan ayat jurnal :
D:
Pendapatan Premi yang ditangguhkan Rp
3.333
K:
Pendapatan premi obligasi Rp
3.333
Pencatatan
penjualan obligasi dicatat dengan ayat jurnal sebagai berikut:
D:
Kas Rp
10.475.000
D:
Pendapatan Premi Obligasi Yang ditangguhkan Rp
186.667
K:
Pendapatan premi obligasi Rp 186.667
K: Surat berharga Obligasi Rp 10.000.000
K:
Pendapatan Bunga Obligasi Rp 375.000
K:
Keuntungan dari Penjualan surat
berharga Rp 100.000
§ Penilaian
Penilaian Surat Berharga Pasar Uang
Kasus: Bank Omega membeli Sertifikat Bank Indonesia
(SBI) dengan nominal Rp 500 juta dengan suku bunga 12% setahun. Bunga SBI
diterima di muka dan jangka waktu selama 2 bulan. Pembayaran dilakukan atas beban rekening giro
pada Bank Indonesia.
Saat pembelian :
D: Surat berharga – SBI Rp
500.000.000
K: Pedapatan bunga SBI yang belum diamortisasi Rp
10.000.000
K: BI- Giro Rp
490.000.000
Pada akhir bulan pertama setelah pembelian SBI dilakukan
pengalokasian pendapatan bunga SBI sbb:
D: Pendapatan Bunga SBI yang belum diamortisasi Rp 5.000.000
K: Pendapatan Bunga SBI Rp
5.000.000
Penyajian SBI dalam Neraca setelah akhir bulan pertama:
D: BI-Giro Rp
500.000.000
D: Pendapatan Bunga SBI yang belum diamortisasi Rp 5.000.000
K: Surat berharga –SBI Rp
500.000.000
K: Pendapatan bunga SBI Rp 5.000.000
Penilaian Terhadap surat berharga yang dimiliki dalam
bentuk portfolio harus dinilai berdasarkan harga riil:
1. Sebesar harga perolehan (cost)
2. Sebesar harga terendah antara cost dan market
(COMWIL).
Apabila terjadi selisih
harga diakui sebagai kerugian penurunan nilai SB. dengan mengkredit perkiraan
surat berharga yang bersangkutan “Penyisihan untuk penurunan nilai surat
berharga”.
Kasus:
Bank Omega memiliki
portfolio surat berharga sebesar harga perolehan Rp 125.000.000dan kemudian
setealh dilakukan penilaian harga pasar bernilai Rp 115.000.000, maka kerugian
ini akan dibukukan dengan ayat jurnal sbb:
D: Biaya Kerugian Penurunan Nilai surat berharga Rp 10.000.000
K: Penyisihan untuk Penurunan nilai surat berharga Rp 10.000.000
Sehingga nialai surat berharga setelah penurunan nilai adalah
sbb:
Dikurangi: Penyisihan untuk penurunan nilai suara
berharga Rp
10.000.0000
4.
KREDIT YANG DIBERIKAN
Aktiva produktif yang sangat diandalkan oleh bank yang
menghasilkan pendapatan besar adalah debitur/kredit.
Akuntansi untuk kredit ini harus dilakukan dengan cermat
agar mampu memberikan informasi yang efektif kepada manajemen
·
Jenis kredit yang
diberikan oleh bank
a. Kredit Investasi
b. Kredit Modal Kerja
c. Kredit Profesi, dsb.
·
Jangka waktu kredit:
a.
Kredit jangka pendek
b.
Kredit jangka panjang
·
Akuntansi Kredit
meliputi:
Akuntansi
kredit meliputi beberapa prosedur:
a.
Persetujuan dan
pemberian pagu kredit
b.
Penarikan cek oleh
nasabah/debitur
c.
Pembebanan bunga pada
debitur
d.
Pelunasan pokok
e.
Wanprestasi pembayaran
f.
Penilaian debitur pada
neraca
a.
Persetujuan Dan Pemberian Pagu Kredit
·
Saat persetujuan kredit
dicatat:
K: Rek.Admin
rupiah-kredit yg disetujui
Kasus: Bank Omega–Jakarta telah menyetujui pemberian kredit
investasi kepada PT Pizzaria sebesar Rp 250.000.000 untuk rencana expansi usaha
dengan suku bunga sebesar Rp 1.500.000, biaya materai dan lainnya Rp 50.000,
biaya notariat pada notary Andi sebesar Rp 5.000.000 dibebankan dan dibayar
lansung oleh calon nasabah pada bank Omega-Jakarta. Oleh Bank Jakarta komitmen ini dicata:
K: Rek. Administrasi-Kredit yang telah disetujui Rp 250.000.000
Sedangkan
untuk perhitungan provisi kredit dicatat:
D: Giro – debitur
K: Pendapatan
provisi kredit
D:
Giro-Rekening PT Pizaria Rp
6.550.000
K:
Pendapatan Provisi Kredit Rp
1.500.000
K:
Persediaan Formulir Berharga Rp 50.000
K
Giro – Rekening Tn Andi Rp 5.000.000
b. Saat Penarikan Kredit
Oleh Debitur
Setiap terjadi penarikan oleh debitur dibukukan dalam
rekening efektif
D: Debitur
K: BI – Giro
Kasus : PT Pizzaria menarik selembar cek debitur yang
telah disetujui sebesar Rp 35.000.000 kepada Pt MNA, kemudian cek disetorkan ke
Bank Omega – Jakarta untuk keuntungan PT MNA, nasabah Bank ABC – Jakarta
melalui kliring. Oleh Bank Omega Jakata dibukukan:
D:
Debitur-Rekening PT Pizzaria Rp
35.000.000
K:
Bank Indonesia-Giro Rp
35.000.000
Dan
dicatat pada rek. Administratif :
D:
Rek. Adm.rupiah – kredit yg disetujui Rp
35.000.000
c. Perhitungan Bunga
Kredit
Besarnya bunga dihitung dari lamanya hari outstanding
kredit .
Pengakuan pendapatan bunga dilakukan:
1. Accrual
basis (saat jatuh tempo)
D: Debitur tunggakn bunga
K: Pendapatan bunga debitur
2. Cash basis
(saat penerimaan): bila debitur merupakan non-performing loan:
D:
Rek.Admin-tunggakan bunga debitur
Kasus:
Sampai
akhir bulan PT Pizzaria tidak melakukan mutasi lagi. Maka pencatan bunganya sbb (bunga
28%/tahun) :
1.
Accrual basis (saat
jatuh tempo)
D:
Debitur Tunggakan Bunga- Rekening PT Pizzaria Rp
816.667
K:
Pendapatan Bunga Debitur Rp 816.667
2.
Cash basis (saat
penerimaan)
D:
Rek.Admin-tunggakan bunga debitur Rp
816.667
d.
Pelunasan bunga
1. Accrual basis
D:
BI – Giro
K:
Debitur tunggakan bunga
2. Cash basis
D: BI – Giro
K: Pendapatan bunga-debitur
3. Rekening administratif
dicatat:
K: Rek.admin-debitur tunggakan bunga
Pelunasan
pokok pinjaman. Pada saat pelunasan kredit dicatat:
D: Kas
K: Debitur- rek.debitur
Koletibilitas meliputi:
§
Lancar(standar)
§
Kurang lancar
(sub-standar)
§
Diragukan (doubtful)
§
Macet (uncollectible)
e. Wanprestasi Nasabah Debitur
Bila
terjadi wanpestasi dalam pelunasan pokok, maka pencatatnya harus dipisah kan
dari debitur yang masih aktif
D: Debitur
tunggakan pokok
K: Debitur – Rek.
debitur
Praktek
kredit yang berjalan saat ini harus membeda-bedakan berdasarkan
kolektibilitasnya. Kolektibilitas terdiri dari :
1.
Lancar :
bila nasabah ybs tidak pernah melakukan penunggakan
(bayar tepat waktu).
2.
kurang lacar :
nasabah
telah menungggak pelunasan bunga atau pokok pinjaman (<dari 6 bulan)
3.
diragukan :
nasabah
telah menungggak pelunasan bunga atau pokok pinjaman >dari 6 bulan)
4.
macet.: diragukan :
nasabah
telah tidak mampu lagi melunasi kewajibannya baik bunga ataupun pokok.
Tujuannya untuk memberikan informasi kepada manajemen
dalam mengambil keputusan
g. Penilaian Debitur Pada
Neraca
§ Penilaian debitur pada neraca dilakukan atas dasar
kolektibilitas debitur yang outstanding
§ Penyisihan dibebankan ke ikhtisar laba-rugi dalam
rek.Biaya penyisihan debitur diragukan
D: Biaya debitur ragu
K: Penyisihan debitur diragukan
KasusSaldo
debitur Bank Omega –Jakarta sebesar Rp 20.000.000.000 terdiri dari :
Kolektibilitas
I Rp
18.000.000.000
Kolektibilitas
II Rp 2.000.000.000
Penyisihan
debitur ragu-ragu :
Kolektibilitas
I =
1% (Rp 18.000.000.000*50%) = Rp
90.000.000
Kolektibilitas
II = 5% (Rp 2.000.000.000*50%) = Rp 50.000.000
Besarnya
penyisihan debitur:
D:
Biaya Debitur ragu Rp
140.000.000
K:
Penyisihan Debitur diragukan Rp
140.000.000
Dengan
demikian rekening debitur disajikan dineraca :
Debitur
(pokok) Rp
20.000.000.000
Penyisihan
Debitur Ragu Rp 140.000.000
Bersih Rp
19.860.000.000
SOURCE : MATERI V- CLASS DOSEN (Dr. Novita Sulistiowati, SKom., MM)
0 komentar:
Posting Komentar