Pages

Welcome Myspace Comments




Minggu

PAJAK PENGHASILAN


PAJAK PENGHASILAN UMUM DAN NORMA PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN  

A. UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN 
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan (PPh) yang telah diubah dengan Undang-Undang  Nomor 10 Tahun 1994 dan terakhir diubah dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2000 mengatur mengenai Pajak atas penghasilan yang diterima atau diperoleh orang pribadi atau badan. Pajak Penghasilan dikenakan terhadap Subjek Pajak atas penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam tahun pajak (Pasal 1).

B. Penghasilan dapat dikelompokan menjadi 4 kelompok, yaitu : 
1. Penghasilan dari pekerjaan, jasa dan kegiatan
2. Penghasilan dari usaha dan kegiatan
3. Penghasilan dari modal, jasa dan sewa atau penggunaan harta
4. Penghasilan lain-lain

C. SUBJEK PAJAK PENGHASILAN (Pasal 2) 
Subjek Pajak Penghasilan terdiri dari Subjek Pajak Dalam Negeri (Orang pribadi yang berada di Indonesia lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan) dan Subjek Pajak Luar Negeri (Orang pribadi yang berada di Indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan), yang meliputi :

  • Orang Pribadi  
  • Warisan Yang Belum Terbagi 
  • Badan 
  • Bentuk Usaha Tetap  

D. TIDAK TERMASUK SUBJEK PAJAK PENGHASILAN (Pasal 3) 

  • Badan Perwakilan Negara Asing
  • Pejabat-Pejabat perwakilan diplomatik, dan konsulat atau pejabat-pejabat lain dari negara asing, dan orang-orang yang diperbantukan kepada mereka yang bekerja pada dan bertempat tinggal bersama-sama mereka, dengan syarat bukan warga negara Indonesia dan di Indonesia tidak menerima atau memperoleh penghasilan lain diluar jabatan atau pekerjaannya, serta negara yang bersangkutan memberikan perlakuan timbal balik. 
  • Organisasi Internasional yang ditetapkan Menteri Keuangan, dengan syarat : 1. Indonesia menjadi anggota tersebut. 2. Tidak menjalankan usaha atau kegiatan lain untuk memperoleh penghasilan dari Indonesia. 
  • Pejabat-pejabat perwakilan organisasi internasioanal yang ditetapkan Menteri Keuangan dengan syarat bukan warga negara Indonesia dan tidak menjalankan usaha atau kegiatan atau pekerjan lain untuk memperoleh penghasilan dari Indonesia.  

E. PENGHASILAN YANG TERMASUK KEDALAM OBJEK PAJAK PENGHASILAN (Pasal 4 ayat 1) 

  • Gaji, Upah, Honorarium, Komisi, Bonus, Uang Pensiun 
  • Hadiah dari undian dan penghargaan 
  • Laba Usaha 
  • Keuntungan dari penjualan atau pengalihan harta  
  • Penerimaan kembali dari pembayaran pajak 
  • Bunga, Royalti, Sewa 
  • Deviden yang diterima wajib pajak pribadi, Firma dan CV
  • Keuntungan karena pembebasan utang 
  • Selisih kurs mata uang asing 
  • Premi Asuransi  

F. PENGHASILAN YANG TIDAK TERMASUK KEDALAM OBJEK PAJAK PENGHASILAN  (Pasal 4 ayat 3)

  • Bantuan / Sumbangan, Harta Hibahan 
  • Warisan yang sudah dibagikan 
  • Natura / Kenikmatan dalam bentuk fasilitas 
  • Penggantian dari perusahaan asuransi 
  • Deviden yang diterima PT sebagai WPDN, Koperasi, Yayasan, BUMN / BUMD  

G. PENGHASILAN KENA PAJAK / PKP (Pasal 6) 
Bagi Wajib Pajak Dalam Negeri (WPDN), pada dasarnya terdapat 2 (dua) cara untuk menentukan besarnya Penghasilan Kena Pajak, yaitu :
1. Cara biasa (Cara Pembukuan), yaitu penghasilan bruto dikurangi dengan biaya- biaya yang diperkenankan antara lain :

  • Biaya untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan. 
  • Biaya Penyusutan dan Amortisasi. 
  • Iuran kepada dana Pensiun yang pendiriannya disahkan oleh Menteri Keuangan. 
  • Kerugian karena penjualan atau pengalihan harta. 
  • Kerugian karena selisih kurs mata uang asing. 
  • Natura di daerah tertentu. 
  • Biaya lain, seperti biaya perjalanan, biaya administrasi, biaya litbang yang dilakukan di Indonesia, magang, dan pelatihan. 

 2. Dengan Norma Penghasilan Neto
Besarnya porsentase norma ditentukan berdasarkan keputusan dirjen pajak, norma perhitungan penghasilan neto boleh digunakan wajib pajak yang peredaran brutonya kurang dari Rp 1.800.000.000 setahun.

H. PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK / PTKP (Pasal 7) 
Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) merupakan pengurang penghasilan neto, yang hanya diberikan oleh Wajib Pajak Orang Pribadi (WPOP) sebagai WPDN. Besarnya PTKP yang berlaku mulai tahun 2006 adalah :  

  1. Untuk Wajib Pajak Sendiri Rp 15.840.000 
  2. Tambahan Untuk Wajib Pajak Kawin Rp   1.320.000 
  3. Tambahan untuk istri yang penghasilannya digabung dengan suami Rp 15.840.000
  4. Tambahan untuk setiap anggota keluarga sedarah, semenda dalam garis keturunan lurus (vertikal), serta anak angkat yang menjadi tanggungan sepenuhnya, paling banyak 3 (tiga) orang Rp   1.320.000 Rp    110.000  

Catatan :

  • Dalam hal karyawati kawin (bekerja pada satu pemberi kerja), PTKP yang dikurangkan adalah hanya untuk dirinya sendiri (asumsi suami memiliki penghasilan). 
  • Dalam hal tidak kawin pengurang PTKP selain untuk dirinya ditambah dengan PTKP yang menjadi tanggungan sepenuhnya yaitu untuk setiap anggota sedarah, semenda dalam garis keturunan lurus (vertikal) serta anak angkat yang menjadi tanggungan sepenuhnya paling banyak 3 (tiga) orang yang masing-masing besarnya Rp 1.320.000 setahun atau  Rp 110.000 sebulan. 
  • Bagi karyawati kawin yang menunjukkan keterangan tertulis dari pemerintah daerah setempat (serendah-rendahnya dari kecamatan) bahwa suaminya tidak menerima atau memperoleh penghasilan, diberikan tambahan PTKP sebesar Rp 1.320.000 setahun atau Rp 110.000 sebulan, dan ditambah PTKP untuk keluarga yang menjadi tanggungannya, paling banyak 3 (tiga) orang, masing-masing Rp 1.320.000 setahun atau Rp 110.000 sebulan. 
  • Penghitungan besarnya PTKP ditentukan menurut keadaan wajib pajak pada awal tahun pajak atau pada awal bagian tahun pajak.  

Contoh :
1. Wajib Pajak yang bernama Iqbal (K/2), maka cara mendapatkan besarnya PTKP  (K/2) dalam setahun adalah :
(K/2)   (K) status Kawin dan (2) memliki 2  tanggungan
PTKP :
Wajib Pajak sendiri  Rp 15.840.000          
Status Kawin           Rp   1.320.000    
Tanggungan 2 orang Rp   2.640.000   +    
PTKP                      Rp 19.800.000

Untuk tanggungan sebesar Rp 2.640.000 di dapat dari hasil perkalian 2 orang (tanggungan) x Rp 1.320.000. Apabila tanggungan tersebut lebih dari 3 orang maka  yang diperhitungkan hanya 3 orang saja atau bisa kita simpulkan maksimal untuk tanggungan adalah sebesar Rp 3.960.000.

2. Pada tanggal 1 Januari 2009 Wajib Pajak Tn. Firman berstatus kawin dengan tanggungan satu orang anak (K/1), apabila anak yang kedua lahir setelah tanggal 1 Januari 2009, maka besarnya PTKP yang diberikan kepada Wajib Pajak Tn. Firman untuk tahun pajak 2009 tetap dihitung berdasarkan status kawin dengan 1 (satu) orang anak / tanggungan.

I. TARIF PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN  
Dalam Penghitungan Pajak yang harus dipotong / dipungut digunakan tarif pajak :
1. Tarif Progresif
Adalah Tarif pajak yang prosentasenya semakin besar apabila penghasilannya juga semakin besar. Dasar pengenaan sesuai dengan Undang-undang Pajak Penghasilan Nomor 17 Tahun 2000 (Pasal 17) yaitu dengan lapisan-lapisan pengenaan pajak penghasilan sebagai berikut :

a. Untuk Wajib Pajak Orang Pribadi

  • Sampai dengan Rp 50.000.000 5%
  • Diatas Rp 50.000.000 s/d Rp 250.000.000 15% 
  • Diatas Rp 250.000.000 s/d Rp 500.000.000 25% 
  • Diatas Rp 500.000.000  30%  

b. Untuk Wajib Pajak Badan

  • Tarif tunggal 28% pada tahun 2009.  

J. CARA MENGHITUNG PAJAK PENGHASILAN
1. Cara Biasa (Cara Pembukuan)

a. Untuk Wajib Pajak Orang Pribadi

Peredaran Usaha                                    Rp XXX
Harga Pokok Penjualan                          Rp XXX  -
Penghasilan Bruto                                   Rp XXX
Biaya yang diperkenankan                      Rp XXX  -
Penghasilan Neto Usaha                         Rp XXX
Penghasilan Lain-lain                               Rp XXX  +
Penghasilan Netto Dalam Negeri             Rp XXX
Penghasilan Netto Luar Negeri                Rp XXX  +
Penghasilan Netto                                    Rp XXX
Kompensasi Kerugian (Max 5 Thn)         Rp XXX  -
Penghasilan Netto setelah Kompensasi     Rp XXX
PTKP                                                     Rp XXX  -
PKP                                                       Rp XXX  

PPh Terutang : PKP x Tarif Pasal 17

b. Untuk Wajib Pajak Badan

Peredaran Usaha                                       Rp XXX
Harga Pokok Penjualan                             Rp XXX  -
Penghasilan Bruto                                      Rp XXX
Biaya yang diperkenankan                         Rp XXX  -
Penghasilan Neto Usaha                            Rp XXX
Penghasilan Lain-lain                                 Rp XXX  +
Penghasilan Netto Dalam Negeri               Rp XXX
Penghasilan Netto Luar Negeri                  Rp XXX  +
Penghasilan Netto                                     Rp XXX
Kompensasi Kerugian (Max 5 Thn)           Rp XXX  -
PKP                                                         Rp XXX
 
PPh Terutang : PKP x Tarif Pasal 17

0 komentar:






Komentar

My Visitors

free counters