Implementasi JIT
Manufacturing
Dengan filosofi Just in Time (JIT) perusahaan
hanya memproduksi atas dasar permintaan, tanpa memanfaatkan tersedianya
persediaan dan tanpa menanggung biaya perse diaan.
Manfaat Just in Time :
Mengurangi
waktu penyimpanan (storage time) yang merupakan salah satu akibat dari
aktivitas bukan penambah nilai bagi konsumen (non value added activities).
JIT dan Persediaan. Salah satu dampak JIT manufacturing
adalah berkurangnya persediaan ke tingkat yang sangat rendah dibandingkan
dengan sistem produksi yang tradisional. Biasanya dalam sistem tradisional
menghasilkan tingkat persediaan yang jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan
JIT manufacturing.
JIT dan Celluler Manufacturing.
Dalam sistem tradisional, produk bergerak dari satu kelompok mesin yang sama ke
kelompok mesin yang sama berikutnya. Mesin yang memiliki fungsi yang sama
tersebut ditempatkan bersama dalam suatu daerah yang disebut departemen atau
proses.
Manufacturing Cell. Dengan sistem ini JIT membentuk manufacturing Cell yakni
terdiri dari mesin-mesin yang dikelompokkan ke dalam suatu keluarga mesin,
biasanya dalam bentuk setengah lingkaran.
Setiap cell dirancang
untuk memproduksi produk tertentu atau satu keluarga produk tertentu.
JIT dan Desentralisasi Jasa Pendukung. JIT memerlukan akses yag cepat dan mudah
terhadap jasa pendukung. Oleh karena itu, departemen jasa yang dibentuk untuk
melayani secara terpusat semua departemen produksi perlu diperkecil skalanya
dan karyawannya dibebani tugas untuk secara langsung mendukung produksi dalam
cell tertentu.
Meningkatnya Tuntutan Mutu
Untuk menghasilkan produk yangsesuai dengan spesi fikasi mutu yang
dijanjikan kepada pelanggan dibutuhkan pengendalian menyeluruh atau total quality qontrol (TQC). Konsep
pengendalian mutu modern menitikberatkan pada orang, bukan proses, dan karyawan
didorong agar berusaha menghasilkan ”zero
defect”.
Dampak Perkembangan Teknologi Informasi
Terhadap Kebutuhan Manajemen Akan
Informasi Akuntansi
Dengan semakin berkembangnya teknologi infomasi di era
globalisasi akan berdampak terhadap teknologi pembuatan produk, sejak
saat didesain dan dikembangkan, diproduksi sampai didistribusikan kepada
konsumen. Selain itu teknologi informasi juga mempunyai dampak terhadap sistem pengolahan informasi akuntansi untuk
memenuhi kebutuhan manajemen yakni :
1. Informasi biaya produk yang lebih
cermat
2. Informasi biaya overhead yang lebih
cermat
3. Informasi biaya daur hidup produk.
Informasi Biaya Produk yang Cermat.
Untuk menghadapi persaingan global dan tajam, manajemen
memerlukan informasi biaya produk yang cermat . Dengan semakin besarnya sumber
daya yang dikonsumsi perusahaan dalam fase desain dan fase distribusi produk, manajemen
memerlukan informasi biaya yang mencakup semua fase pembuatan produk yakni : fase
desain, fase produksi, dan fase distribusi. Sedangkan informasi biaya
produk yang sekedar untuk penilai persediaan (inventory valuation) tidak
lagi memadai bagi perusahaan-perusahaan yang bersaing secara global.
Informasi Biaya
Overhead yang Cermat
Biaya overhead pabrik tidak sekedar dialokasikan kepada
produk, akan tetapi lebih dari itu yakni bagaimana caranya agar manajemen mampu
untuk mengelola biaya tersebut. Dengan pesatnya perkembangan teknologi, biaya
overhead pabrik mencerminkan konsumsi
sumber daya dalam pelaksanaan aktivitas tertentu. Di samping itu
BOP juga dalam lingkungan manufacture maju sebagian besar terdiri dari non-unit
related cost yang semula sebagian besar berupa biaya yang bervariasi
dengan jumlah unit produksi (unit related cost). Perusahaan –
perusahaan yang menghasilkan berbagai macam produk (product diversification), yang
setiap jenis produk yang dihasilkan mengkonsumsi non-unit related cost dengan
proporsi yang berbeda-beda, memerlukan metode pembebanan biaya overhead
pabrik yang lebih cermat, yang mencerminkan konsumsi biaya tersebut
oleh produk.
Informasi Biaya Daur Hidup Produk
Pesatnya perkembangan teknologi komputer menyebabkan dalam
tahap desain, engineering dan produksi, jarak waktu yang diperlukan dari ide
rancangan sampai dengan produksi menjadi sangat pendek. Perusahaan
dalam kondisi ini lebih memilih strategi inovasi sebagai senjata untuk
memenangkan perebutan pasar dunia, sehingga hal ini menjadikan daur
hidup produk (product-life cycle) menjadi pendek. Oleh sebab itu
manajemen dalam persaingan kelas dunia lebih memerlukan informasi product-life-cycle
cost daripada informasi biaya periodik yang dihasilkan oleh sistem
akuntansi biaya tradisional.
Activity Based Cost System
Jika manajemen melayani kebutuhan konsumen dengan filosofi
bahwa perusahaan tidak akan membebani konsumennya dengan aktivitas bukan
penambah nilai (non value added), maka manajemen akan senantiasa berusaha
melakukan penyempurnaan terhadap berbagai aktivitas untuk
menghasilkan produk atau jasa yang diserahkan kepada konsumen. Informasi
akuntansi yang dirancang atas dasar aktivitas (activity –based cost system) merupakan
sistem akuntansi yang relevan dengan kebutuhan manajemen saat sekarang.
Target Costing
Target Cost adalah perbedaan antara harga jual produk atau
jasa yang diperlukan untuk mencapai pangsa pasar (market share) tertentu
dengan laba per satuan yang diharapkan. Jika target cost di bawah harga pokok
produk yang sekarang dapat dicapai, maka manajemen harus merencanakan program
pengurangan biaya untuk menurunkan biaya yang sekarang dikonsumsi untuk
menghasilkan produk ke target cost. Kemajuan yang dicapai dari program
pengurangan biaya tersebut diukur dengan
membandingkan biaya sesungguhnya dengan target cost. Target costing
merupakan sistem akuntansi biaya yang
menyediakan informasi bagi manajemen untuk memungkinkan manajemen
memantau kemajuan yang dicapai dalam pengurangan biaya produk menuju target
cost yang telah ditetapkan.
Product Life Cycle
Costing
Daur hidup produk (product
life cycle) adalah waktu suatu produk mampu memenuhi kebutuhan konsumen
sejak lahir sampai diputuskan dihentikan pemasarannya. Biaya daur adalah biaya
yang bersangkutan dengan produk selama daur hidupnya, yang meliputi : biaya
pengembangan (perencanaan, desaian, pengujian), biaya produksi (aktivitas
pengubahan bahan baku menjadi produk jadi), dan biaya dukungan logistik (iklan,
distribusi, jaminan dan sebagainya).
Product
– life cycle costing adalah sistem akuntansi biaya yang menyediakan
informasi biaya produk bagi manajemen untuk memungkinkan manajemen memantau
biaya produksi selama daur hidupnya.
ACTIVITY-BASED COST SYSTEM
Yakni
merupakan system yang dirancang atas dasar landasan pikiran bahwa produk
memerlukan aktivitas dan aktivitas mengkonsumsi sumber daya.
Full
Accounting Information
(Informasi
Akuntansi Penuh)
Definisi Informasi Akuntansi Penuh : adalah seluruh aktiva,
seluruh pendapatan yang diperoleh dan/selurh sumber yang dikorbankan suatu
objek informasi
Dari
definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan, sbb ;
1) Unsur yang membentuk informasi
akuntansi penuh adalah total aktiva, total pendapatan, dan /total biaya.
§ Full assets : jika informasi
akuntansi penuh berupa aktiva
§ Full costs : jika informasi akuntansi
penuh berupa biaya
§ Full revenues : jika informasi
akuntansi penuh berupa pendapatan.
2) Informasi akuntansi penuh selalu
bersangkutan dengan objek informasi.
Informasi akuntansi penuh merupakan
informasi akuntansi langsung yang
terjadi dalam objek informasi tertentu ditambah dengan bagian yang adil
informasi akuntansi tidak langsung yang dibebankan kepada objek informasi.
Perbedaan dengan
Full Cost & Full Costing
Full accounting information terdiri dari : full assets, full
costs, dan full revenues.
Full cost merupakan unsur full accounting information, yang
juga merupakan total biaya yang berhubungan dengan objek informasi.
Jika objek informsi berupa produk, full cost merupakan total
biaya yang bersangkutan dengan produk tersebut.
Perhitungan full cost suatu produk dipengaruhi oleh metode
penentuan harga pokok produksi, yang digunakan yakni : Full Costing, Variable Costing, Activity Based
Costing
§ Full
Costing :
yakni merupakan salah satu metode penentuan harga pokok produksi yang
membebankan seluruh biaya produksi sebagai harga pokok produk baik biaya
produksi yang berperilaku variable maupun tetap.
§ Variable
Costing :
yakni metode penentuan harga pokok produksi yang memasukkan semua unsur biaya
produksi yang hanya bersifat variable saja.
§ Activity
Based Costing :
yakni merupakan penentuan harga pokok produk yang ditujukan untuk menyajikan
informasi harga pokok produk secara cermat dengan mengukur secara cermat
konsumsi sumber daya dalam setiap aktivitas yang digunakan untuk menghasilkan
produk.
0 komentar:
Posting Komentar