Pages

Welcome Myspace Comments




Minggu

Resume Kuliah: Just In Time


Implementasi JIT Manufacturing

Dengan filosofi Just in Time (JIT) perusahaan hanya memproduksi atas dasar permintaan, tanpa memanfaatkan tersedianya persediaan dan tanpa menanggung biaya perse diaan.

Manfaat Just in Time :

        Mengurangi waktu penyimpanan (storage time) yang merupakan salah satu akibat dari aktivitas bukan penambah nilai bagi konsumen (non value added activities).


JIT dan Persediaan. Salah satu dampak JIT manufacturing adalah berkurangnya persediaan ke tingkat yang sangat rendah dibandingkan dengan sistem produksi yang tradisional. Biasanya dalam sistem tradisional menghasilkan tingkat persediaan yang jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan JIT manufacturing.

JIT dan Celluler Manufacturing. Dalam sistem tradisional, produk bergerak dari satu kelompok mesin yang sama ke kelompok mesin yang sama berikutnya. Mesin yang memiliki fungsi yang sama tersebut ditempatkan bersama dalam suatu daerah yang disebut departemen atau proses.

Manufacturing Cell. Dengan sistem ini JIT membentuk manufacturing Cell yakni terdiri dari mesin-mesin yang dikelompokkan ke dalam suatu keluarga mesin, biasanya dalam bentuk setengah lingkaran.

Setiap cell dirancang untuk memproduksi produk tertentu atau satu keluarga produk tertentu.


JIT dan Desentralisasi Jasa Pendukung.  JIT memerlukan akses yag cepat dan mudah terhadap jasa pendukung. Oleh karena itu, departemen jasa yang dibentuk untuk melayani secara terpusat semua departemen produksi perlu diperkecil skalanya dan karyawannya dibebani tugas untuk secara langsung mendukung produksi dalam cell tertentu.

Meningkatnya Tuntutan Mutu


        Untuk menghasilkan produk yangsesuai dengan spesi fikasi mutu yang dijanjikan kepada pelanggan dibutuhkan pengendalian menyeluruh atau total quality qontrol (TQC). Konsep pengendalian mutu modern menitikberatkan pada orang, bukan proses, dan karyawan didorong agar berusaha menghasilkan ”zero defect”.
Dampak Perkembangan Teknologi Informasi
Terhadap Kebutuhan Manajemen Akan

Informasi Akuntansi

Dengan semakin berkembangnya teknologi infomasi di era globalisasi akan berdampak terhadap teknologi pembuatan produk, sejak saat didesain dan dikembangkan, diproduksi sampai didistribusikan kepada konsumen. Selain itu teknologi informasi juga mempunyai dampak terhadap  sistem pengolahan informasi akuntansi untuk memenuhi kebutuhan manajemen yakni :

1.  Informasi biaya produk yang lebih cermat
2.  Informasi biaya overhead yang lebih cermat
3.  Informasi biaya daur hidup produk.


Informasi Biaya Produk yang Cermat.

Untuk menghadapi persaingan global dan tajam, manajemen memerlukan informasi biaya produk yang cermat . Dengan semakin besarnya sumber daya yang dikonsumsi perusahaan dalam fase desain dan fase distribusi produk, manajemen memerlukan informasi biaya yang mencakup semua fase pembuatan produk yakni : fase desain, fase produksi, dan fase distribusi. Sedangkan informasi biaya produk yang sekedar untuk penilai persediaan (inventory valuation) tidak lagi memadai bagi perusahaan-perusahaan yang bersaing secara global.

Informasi Biaya Overhead yang Cermat

Biaya overhead pabrik tidak sekedar dialokasikan kepada produk, akan tetapi lebih dari itu yakni bagaimana caranya agar manajemen mampu untuk mengelola biaya tersebut. Dengan pesatnya perkembangan teknologi, biaya overhead pabrik  mencerminkan konsumsi sumber daya dalam pelaksanaan aktivitas tertentu. Di samping itu BOP juga dalam lingkungan manufacture maju sebagian besar terdiri dari non-unit related cost yang semula sebagian besar berupa biaya yang bervariasi dengan jumlah unit produksi (unit related cost). Perusahaan – perusahaan yang menghasilkan berbagai macam produk (product diversification), yang setiap jenis produk yang dihasilkan mengkonsumsi non-unit related cost dengan proporsi yang berbeda-beda, memerlukan metode pembebanan biaya overhead pabrik yang lebih cermat, yang mencerminkan konsumsi biaya tersebut oleh produk.

Informasi Biaya Daur Hidup Produk

Pesatnya perkembangan teknologi komputer menyebabkan dalam tahap desain, engineering dan produksi, jarak waktu yang diperlukan dari ide rancangan sampai dengan produksi menjadi sangat pendek. Perusahaan dalam kondisi ini lebih memilih strategi inovasi sebagai senjata untuk memenangkan perebutan pasar dunia, sehingga hal ini menjadikan daur hidup produk (product-life cycle) menjadi pendek. Oleh sebab itu manajemen dalam persaingan kelas dunia lebih memerlukan informasi product-life-cycle cost daripada informasi biaya periodik yang dihasilkan oleh sistem akuntansi biaya tradisional.


Activity Based Cost System

Jika manajemen melayani kebutuhan konsumen dengan filosofi bahwa perusahaan tidak akan membebani konsumennya dengan aktivitas bukan penambah nilai (non value added), maka manajemen akan senantiasa berusaha melakukan penyempurnaan terhadap berbagai aktivitas untuk menghasilkan produk atau jasa yang diserahkan kepada konsumen. Informasi akuntansi yang dirancang atas dasar aktivitas (activity –based cost system) merupakan sistem akuntansi yang relevan dengan kebutuhan manajemen saat sekarang.


Target Costing

Target Cost adalah perbedaan antara harga jual produk atau jasa yang diperlukan untuk mencapai pangsa pasar (market share) tertentu dengan laba per satuan yang diharapkan. Jika target cost di bawah harga pokok produk yang sekarang dapat dicapai, maka manajemen harus merencanakan program pengurangan biaya untuk menurunkan biaya yang sekarang dikonsumsi untuk menghasilkan produk ke target cost. Kemajuan yang dicapai dari program pengurangan  biaya tersebut diukur dengan membandingkan biaya sesungguhnya dengan target cost. Target costing merupakan sistem akuntansi biaya yang  menyediakan informasi bagi manajemen untuk memungkinkan manajemen memantau kemajuan yang dicapai dalam pengurangan biaya produk menuju target cost yang telah ditetapkan.


Product Life Cycle Costing

Daur hidup produk (product life cycle) adalah waktu suatu produk mampu memenuhi kebutuhan konsumen sejak lahir sampai diputuskan dihentikan pemasarannya. Biaya daur adalah biaya yang bersangkutan dengan produk selama daur hidupnya, yang meliputi : biaya pengembangan (perencanaan, desaian, pengujian), biaya produksi (aktivitas pengubahan bahan baku menjadi produk jadi), dan biaya dukungan logistik (iklan, distribusi, jaminan dan sebagainya).

        Product – life cycle costing adalah sistem akuntansi biaya yang menyediakan informasi biaya produk bagi manajemen untuk memungkinkan manajemen memantau biaya produksi selama daur hidupnya.

ACTIVITY-BASED COST SYSTEM

        Yakni merupakan system yang dirancang atas dasar landasan pikiran bahwa produk memerlukan aktivitas dan aktivitas mengkonsumsi sumber daya.

Full Accounting Information
(Informasi Akuntansi Penuh)


Definisi Informasi Akuntansi Penuh : adalah seluruh aktiva, seluruh pendapatan yang diperoleh dan/selurh sumber yang dikorbankan suatu objek informasi

Dari definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan, sbb ;

1)    Unsur yang membentuk informasi akuntansi penuh adalah total aktiva, total pendapatan, dan /total biaya.
§  Full assets         :  jika informasi akuntansi penuh berupa aktiva
§  Full costs   :  jika informasi akuntansi penuh berupa biaya
§  Full revenues : jika informasi akuntansi penuh berupa pendapatan.

2)    Informasi akuntansi penuh selalu bersangkutan dengan objek informasi.

 Informasi akuntansi penuh merupakan informasi   akuntansi langsung yang terjadi dalam objek informasi tertentu ditambah dengan bagian yang adil informasi akuntansi tidak langsung yang dibebankan kepada objek informasi.

Perbedaan dengan Full Cost & Full Costing

Full accounting information terdiri dari : full assets, full costs, dan full revenues.

Full cost merupakan unsur full accounting information, yang juga merupakan total biaya yang berhubungan dengan objek informasi.

Jika objek informsi berupa produk, full cost merupakan total biaya yang bersangkutan dengan produk tersebut.

Perhitungan full cost suatu produk dipengaruhi oleh metode penentuan harga pokok produksi, yang digunakan yakni : Full  Costing, Variable Costing, Activity Based Costing

§  Full Costing : yakni merupakan salah satu metode penentuan harga pokok produksi yang membebankan seluruh biaya produksi sebagai harga pokok produk baik biaya produksi yang berperilaku variable maupun tetap.

§  Variable Costing : yakni metode penentuan harga pokok produksi yang memasukkan semua unsur biaya produksi yang hanya bersifat variable saja.

§  Activity Based Costing : yakni merupakan penentuan harga pokok produk yang ditujukan untuk menyajikan informasi harga pokok produk secara cermat dengan mengukur secara cermat konsumsi sumber daya dalam setiap aktivitas yang digunakan untuk menghasilkan produk.

0 komentar:






Komentar

My Visitors

free counters